Amerika Jepang Sepakat Pembuatan Taman Perdamaian Penyintas Bom Atom Hiroshima Marah

InfoMalangRaya.com– Penyintas bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di kota Hiroshima, Jepang, bereaksi marah terhadap kesepakatan rencana yang menghubungkan sebuah taman perdamaian di kota mereka dengan Pearl Harbor. 
Kesepakatan taman kembar itu, yang ditandatangani pekan ini oleh Dubes AS untuk Jepang Rahm Emmanuel dan Walikota Hiroshima Kazumi Matsui, dirancang untuk mempromosikan perdamaian dan persahabatan antara negara yang saling bermusuhan pada masa Perang Pasifik itu.
Taman Perdamaian Hiroshima dan Pearl Harbor National Memorial of Hawaii akan saling berbagi pengalaman pemugaran lansekap dan bangunan-bangunan bersejarah, pendidikan pemuda dan pariwisata, lapor media setempat.
“Persaudaraan antara dua taman yang terkait dengan awal dan akhir perang akan menjadi bukti bahwa umat manusia, meski melakukan kesalahan terlibat peperangan, dapat tersadar, berbaikan dan mengupayakan perdamaian,” kata Matsui.
Namun, perwakilan dari hibakusha – organisasi penyintas Hiroshima and Nagasaki – mengecam kesepakatan itu dan menyebutnya sebagai tidak pantas, sebab serangan Jepang terhadap Pearl Harbor menarget pangkalan angkatan laut sedangkan pemboman Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom menewaskan rakyat sipil dalam jumlah besar dan menorehkan luka seumur hidup pada para penyintas.
Haruko Moritaki, seorang korban bom atom dan penasihat untuk Hiroshima Association for the Abolition of Nuclear Weapons, mengatakan kesepakatan itu merupakan”penghinaan” terhadap para penyintas.
“Latar belakang sejarah kedua taman itu selamanya akan berbeda,” katanya kepada surat kabar Chugoku Shimbun seperti dilansir The Guardian Jumat (30/6/2023).
Sejumlah grup menulis kepada pemerintah kota Hiroshima untuk meminta agar Matsui menandatangani kesepakatan itu, mengatakan dua serangan pada masa perang itu “bukan sesuatu yang harus kita maafkan satu sama lain,” lapor surat kabar Nikkei Asia. “Itu adalah pelajaran bersejarah untuk dipelajari dan agar tidak pernah diulang.”
Kunihiko Sakuma, pimpinan Hiroshima Prefectural Confederation of A-bomb Sufferers Organisations, mengatakan pemboman kota Hiroshima dengan bom atom sebenarnya tidak perlu dilakukan. “Pemboman itu tidak mengakhiri perang dan menyelamatkan nyawa serdadu Amerika, sebagaimana yang diklaim AS,” katanya kepada Nikkei. “Sudah jelas bahwa Jepang akan kalah. Kecuali jika masalah mendasar itu diatasi, kita tidak bisa hanya fokus pada masa depan.”
Lebih dari 2.300 personel AS terbunuh dalam serangan mendadak Jepang terhadap pangkalan Pearl Harbor ada 7 Desember 1941, peristiwa yang menyeret Amerika ke dalam Perang Pasifik.
Sekitar 80.000 orang tewas seketika dalam pengeboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945, angka kematian bertambah menjadi 140.000 pada akhir tahun itu. Sebanyak 70.000 orang lain tewas di Nagasaki pada 9 Agustus, enam hari sebelum Jepang menyerah.
Emanuel mengatakan dia menyadari keberatan yang diajukan oleh kelompok-kelompok hibakusha. “Saya mengerti kesedihan dan kecemasan adalah emosi, tapi saya tidak berpikir Anda harus terjebak oleh hal itu,” katanya, menambahkan bahwa rekonsiliasi antara AS dan Jepang “adalah contoh dari apa yang menurut saya sangat dibutuhkan dunia saat ini”.
Kedua situs tersebut telah dikaitkan dengan rekonsiliasi kedua negara sejak Barack Obama menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima, pada Mei 2016. Perdana Menteri Jepang saat itu, Shinzo Abe, melakukan kunjungan timbal balik ke Pearl Harbor pada bulan Desember tahun yang sama.
Dalam sebuah pernyataan untuk menandai kesepakatan taman kembar, Obama mengatakan kunjungannya dan kunjungan Abe telah menjadi “langkah kunci dalam memperdalam aliansi antara kedua negara kita,” dan menggambarkan kesepakatan Hiroshima-Pearl Harbor sebagai “pencapaian bersejarah lainnya”.
“Dengan menghubungkan kedua bangsa kita dengan masa lalu kita bersama, kita dapat membangun masa depan bersama yang didasarkan pada perdamaian dan kerja sama,” kata Obama.
Shigeru Mori, seorang hibakusha yang menemui Obama di Hiroshima, mengatakan dia menyambut baik kesepakatan itu.
“Pearl Harbor merupakan tempat yang menyakitkan bagi orang Amerika untuk mengingat perang itu,” katanya, seperti dikutip Chugoku Shimbun. “Saya ingin Jepang dan AS bergandengan tangan dan melakukan yang terbaik untuk mengupayakan perdamaian.”*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *