InfoMalangRaya.com– Amerika Serikat mendesak supaya ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Iraq lewat jalur pipa Ceyhan milik perusahaan Turki diaktifkan kembali, menurut lima sumber yang mengetahui tentang masalah itu kepada Reuters.
Kementerian Perminyakan Iraq menggelar pertemuan-pertemuan guna membahas percepatan pemulihan ekspor minyak dari wilayah semi-otonomi Kurdistan. Namun, pertemuan itu ditunda sampai Kamis (6/3/2025) disebabkan adanya ketidaksepakatan perihal syarat dan ketentuan antara perusahaan-perusahaan minyak dengan kementerian.
Salah satu sumber, seorang pejabat perminyakan Iraq yang memiliki pengetahuan langsung perihal pertemuan itu, mengatakan bahwa Washington meminta supaya pertemuan itu juga dihadiri oleh diplomat AS dari kedutaannya di Baghdad.
White House National Security Office tidak menanggapi permintaan komentar tentang hal itu, lapor Reuters.
“Kehadiran diplomat AS ditujukan untuk membantu menekan negosiasi supaya bergerak maju dan mencapai solusi bagi masalah-masalah yang menghambat pemulihan ekspor minyak Kurdi dengan cara yang memuaskan semua pihak,” kata pejabat Kementerian Perminyakan Iraq itu.
Bulan lalu, laporan Reuters mengungkap bahwa Baghdad mendapatkan tekanan dari Amerika Serikat untuk memperbolehkan kembali ekspor minyak Kurdi lewat Turki. Pembukaan kran ekspor itu dimaksudkan untuk mendongkrak suplai pasar global di saat Washington ingin mengurangi ekspor minyak Iran sebagai upaya memandulkan program nuklir Teheran.
Iran memandang tetangga sekaligus sekutunya Iraq sangat penting artinya untuk menjaga supaya perekonomiannya tetap hidup di tengah tekanan sanksi-sanksi internasional.
Namun Baghdad, yang bermitra baik dengan Iran maupun AS usai rezim Saddam Hussein berakhir, bersikap waspada agar tidak terjebak dalam kebijakan Presiden Donald Trump yang menekan Teheran, kata sejumlah sumber kepada Reuters.
“Ada desakan kuat dari pihak AS untuk memastikan keberhasilan negosiasi (guna melanjutkan ekspor minyak Kurdi) dengan cara apa pun,” kata seorang pejabat pemerintah yang mengetahui perihal perundingan-perundingan itu.
“Kami berharap bahwa peran AS akan membantu mencapai kesepakatan yang masuk akal dan dapat diterima bagi pemerintah Iraq,” kata sumber itu.*