Infomalangraya.comPatrick Kluivert memang sudah pantas untuk segera dipecat dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Namun, berapa biaya yang harus dikeluarkan PSSI sebagai kompensasi?
Patrick ditunjuk PSSI untuk mewujudkan misi membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Namun, target tersebut gagal total setelah timnas tumbang saat melawan Irak di laga penentuan nasib.
Gestur memalukan ditunjukkan usai kalah lawan Irak.
Usai laga, dia tidak datang ke tribune suporter dan hanya berdiam di bangku cadangan.
Aksi ini cukup kontras karena semua pemain meminta maaf langsung kepada suporter karena kegagalan ini.
Perilaku tersebut juga tidak bisa diterima oleh publik tanah air.
Berbagai elemen suporter, pengamat sepak bola tanah air, hingga warganet di sosial media menyerukan PSSI untuk segera memecat sang pelatih atau Patrick Kluivert segera mengundurkan diri dari jabatannya.
Andai PSSI berani tegas soal masa depan Patrick Kluivert, ada beberapa skenario yang bisa ditempuh.
Biasanya, Patrick Kluivert segera mengundurkan diri usai target awal tidak terwujud.
Kasus ini terjadi saat gagal membawa Curacao tampil di Piala Dunia 2018.
Dikutip dari laporan Harian Kompas, Federasi Sepak Bola Curacao (FFK) memindahkan jabatan Patrick Kluivert sebagai penasihat strategi dari Juli 2016 hingga Juli 2018.
Keputusan tersebut diambil untuk menghindari pembayaran kompensasi dari pemutusan kontrak yang masih aktif.
Memindahkan jabatan Patrick Kluivert dari posisinya di Timnas Indonesia bisa saja menjadi cara PSSI untuk menghindari kerugian terlalu besar.
Andai PSSI berani memecat Patrick Kluivert, ada dua kemungkinan biaya yang harus dikeluarkan.
Sampai sekarang PSSI tidak berani menyebut nilai kontrak asli dari Patrick Kluivert.
Pelatih asal Belanda tersebut dikontrak sampai akhir Januari 2027.
Berdasarkan kasus saat dipecat Adana Demirspor, Patrick Kluivert sempat mengajukan kasus ke Pengadilan Sepak Bola FIFA (FIFA Football Tribunal).
Melalui putusan bernomor FPSD-13870 tertanggal 4 April 2024, Adana disebut telah menunggak biaya kompensasi berkaitan gaji dan pembayaran fasilitas sebesar 142.666 euro atau sekitar Rp2,75 miliyar.
Gaji terakhir Patrick Kluivert itu seharusnya dibayarkan Adana paling lambat pada 8 Desember 2023.
Selain itu, terdapat pula kompensasi dari pemutusan kontrak itu. Jumlahnya mencapai 150.000 euro atau sekitar Rp2,9 miliar.
Artinya, Adana harus membayar Kluivert nyaris 3 miliar rupiah. Pembayaran diberikan dalam dua periode yaitu 30 Januari 2024 dan 28 Februari 2024.
Skenario kedua terjadi bahwa PSSI bisa jadi mengeluarkan biaya kompensasi lebih besar.
Menurut perkiraan yang disampaikan oleh Antara, PSSI menggaji Patrick Kluivert sebesar Rp1,3 miliar-Rp1,5 miliar per bulan atau Rp18 miliar per tahun.
Artinya, andai diputus kontrak sekarang, bisa saja PSSI harus melunasi gaji 15 bulan tersisa Patrick Kluivert atau diperkirakan sebesar Rp22,5 miliar.