Perjalanan Film Animasi Jumbo dalam Mencapai Kesuksesan di Pasar Lokal
JAKARTA, Infomalangraya.com – Produser Angga Dwimas Sasongko mengungkapkan pengalamannya dalam memproduksi film animasi Jumbo. Ia menjelaskan bahwa dari awal pembuatan film ini, target utamanya adalah untuk melampaui jumlah penonton Frozen 2 di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Angga dalam diskusi panel “How Local IPs is Competing with Global Giants” yang berlangsung dalam acara Jakarta IP Market pada Selasa (18/11/2025).
“Targetnya (Jumbo) adalah ngalahin Frozen 2. Karena Frozen 2 itu di bioskop 4,9 juta penonton di bioskop Indonesia. Makanya kalau lihat patungnya Jumbo di situ, patungnya Jumbo (pose menunjukkan angka 5) gini, kita nyari 5 juta aja deh,” ujar Angga.
Alasan Memilih Frozen 2 sebagai Tolok Ukur
Angga menjelaskan alasan di balik pemilihan Frozen 2 sebagai tolok ukur kesuksesan. Sebagai produk dari perusahaan animasi raksasa Disney, film tersebut dianggap sebagai standar bagi banyak kreator di seluruh dunia dan telah terbukti sangat sukses merebut hati penonton Indonesia.
“Kenapa Frozen 2? Karena sebagai produk global, IP yang disajikan oleh Disney, di mana adalah mungkin bisa dibilang North Star dari kebanyakan kreator,” katanya.
Pentingnya Pasar Domestik dalam Kesuksesan IP
Dalam pengalamannya, Angga menekankan pentingnya memenangkan pasar domestik sebagai langkah utama agar sebuah properti intelektual (IP) dapat sukses di skala global. Ia menegaskan bahwa kesuksesan di pasar domestik adalah fondasi yang tidak bisa ditawar.
“Karena itu tugas pertamanya sebetulnya, enggak ada satupun market yang develop market di luar sana yang akhirnya mampu mengekspor IP-nya atau karyanya ke luar negeri tanpa memenangi market lokalnya sendiri,” ujarnya.
Strategi Produksi dan Target Pasar
Film Jumbo dirancang dengan strategi yang jelas, yaitu untuk menciptakan kesan kuat di pasar lokal sebelum mencoba bersaing di tingkat internasional. Angga menyatakan bahwa dengan memahami kebutuhan dan preferensi penonton Indonesia, film ini memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu ikon animasi nasional.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara produser, sutradara, dan tim kreatif dalam membangun cerita yang relevan dan menarik bagi penonton. Dengan pendekatan ini, Jumbo diharapkan bisa menjadi contoh sukses dalam industri animasi Indonesia.
Masa Depan IP Lokal di Pasaran Global
Dalam wawancara tersebut, Angga juga memberikan perspektif tentang masa depan IP lokal di pasaran global. Menurutnya, meskipun tantangan besar tetap ada, dengan konsistensi dan inovasi, IP lokal seperti Jumbo bisa membangun reputasi yang kuat dan menarik perhatian penonton di seluruh dunia.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan di pasar lokal akan menjadi dasar yang kuat untuk menembus pasar internasional. Dengan begitu, film-film Indonesia bisa lebih mudah diterima dan diakui secara global.
Kesimpulan
Dari pengalaman Angga Dwimas Sasongko, terlihat bahwa kesuksesan sebuah IP tidak hanya bergantung pada kualitas produksi, tetapi juga pada kemampuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pasar lokal. Dengan strategi yang tepat dan komitmen terhadap kualitas, film animasi seperti Jumbo memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari sejarah industri hiburan Indonesia.






