Ankara Perpanjang Misi Militer di Suriah dan Iraq, Izinkan Kehadiran Pasukan Asing di Turki

InfoMalangRaya.com– Parlemen Turki, hari Selasa (17/10/2023), memperpanjang izin bagi militer untuk melancarkan misi lintas perbatasan ke negara tetangga Suriah dan Iraq selama dua tahun. Pemerintah Turki juga bersedia menerima kehadiran pasukan asing di wilayah negaranya.

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Izin untuk melancarkan serangan militer ke dalam wilayah negara tetangga itu pertama kali diberikan pada 2013 guna mendukung upaya pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat menggempur kelompok ISIS alias Daesh alias IS, dan sejak itu diperpanjang setiap tahun.
Pada 2021 izin itu diperpanjang untuk masa dua tahun untuk pertama kalinya, sehingga memberikan kelonggaran bagi pemerintah pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk memburu milisi-milisi Kurdi di daerah sekitar perbatasan dengan Iraq dan Suriah.
“Sangat penting bagi keamanan nasional Turki untuk mengambil tindakan yang diperlukan sejalan dengan hak-hak yang dijamin hukum internasional terhadap segala jenis risiko, ancaman dan tindakan yang mungkin menimbulkan bahaya bagi keamanan nasional Turki,” bunyi mosi yang ditandatangani Erdogan, seperti dilansir AFP.
Mosi itu juga mengatakan bahwa Turki akan menerima kehadiran pasukan asing di wilayahnya dengan tujuan utama memerangi kelompok-kelompok teror dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh presiden.
Klausul ini mengundang protes dari partai oposisi utama CHP yang bersikap menolak kehadiran atau penempatan pasukan asing di wilayah Turki.
“Sebagai seorang nasionalis, saya tidak ingin ada pasukan asing manapun menjejakkan kaki di tanah Turki,” kata pemimpin CHP Kemal Kilicdaroglu pekan lalu.
Hari Selasa, anggota-anggota parlemen dari CHP menentang mosi yang disodorkan Erdogan.
Turki mengintensifkan serangan udara lintas batas terhadap sasaran-sasaran Kurdi di Suriah bagian timur laut dan Iraq bagian utara sebagai pembalasan atas pemboman 1 Oktober di Ankara, yang melukai dua polisi dan diklaim oleh cabang organisasi terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Pejabat Turki mengatakan dua pelaku pemboman yang tewas dalam serangan di Ankara berasal dari Suriah.
PKK, yang mengupayakan pemberontakan selama puluhan tahun terhadap Turki, dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutu-sekutu Barat-nya.
Operasi Turki di Suriah terutama menargetkan fasilitas minyak dan energi lainnya yang dikendalikan oleh pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Kelompok bersenjata YPG merupakan bagian integral dari Syrian Democratic Forces (SDF), pasukan gabungan Kurdi yang disokong oleh Amerika Serikat dalam memerangi ISIS. 
Ankara menganggap YPG sebagai kelompok teroris dan memiliki keterkaitan dengan PKK.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *