Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    10 Makanan Khas Cirebon yang Harus Dicoba, Mulai dari Makanan Berat hingga Jajanan Tradisional Lezat

    13 Juli 2025

    Persib Tak Masuk Final karena Hormati Para Tamu

    13 Juli 2025

    Heboh, Ini 5 Aplikasi Dana Gratis yang Langsung Cair

    13 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • 10 Makanan Khas Cirebon yang Harus Dicoba, Mulai dari Makanan Berat hingga Jajanan Tradisional Lezat
    • Persib Tak Masuk Final karena Hormati Para Tamu
    • Heboh, Ini 5 Aplikasi Dana Gratis yang Langsung Cair
    • Sherina Menginspirasi Banyak Aktor Muda
    • Cara Efektif Menghilangkan Noda Wortel di Peralatan Dapur
    • Mastasari PPI AMF Tawarkan Pemeriksaan Gratis, Literasi, dan Permainan Kreatif Sambut Santri Baru
    • 10 Makanan Khas Cirebon yang Harus Dicoba, Mulai dari Berat hingga Tradisional
    • Mod HDMI ini memungkinkan Anda memainkan Nintendo Switch Lite di layar lebar
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Antara Kasino, Etika dan Kedaulatan Politik
    INTERNASIONAL

    Antara Kasino, Etika dan Kedaulatan Politik

    By admin21 Mei 2025
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    EUA buka pusat judi kasino terbesar

    Usulan legalisasi kasino –meskipun menaikkan pendapatan negara— berisiko memperbesar kesenjangan dan moral publik. Banyak studi menunjukkan perjudian sumber pencucian uang,  krisis sosial dan keretakan keluarga

    Oleh: Ali Musa Harahap, Ph.D

    InfoMalangRaya.com | DALAM sebuah pendapat mengejutkan,seorang angota DPR RI mengusulkan agar Indonesia meniru beberapa negara Arab dalam menjalankan kasino sebagai sumber baru Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    Usulan ini, datang dari anggota DPR Fraksi Golkar, Galih Kartasasmita, dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR bersama Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan pada Kamis, 8 Mei 2025.

    Meski disampaikan dalam konteks optimalisasi pendapatan negara, memunculkan perdebatan serius yang menyentuh aspek moral, tata kelola berbasis nilai (value-based governance), pemberdayaan politik rakyat (political empowerment), dan tentu saja, nilai-nilai Islam yang menjadi salah satu fondasi kebudayaan bangsa.

    Menilai negara dari kacamata penerimaan semata adalah pendekatan teknokratis yang sempit. Dalam kerangka value-based governance, negara tidak boleh memisahkan kebijakan dari nilai-nilai etika, budaya, dan agama yang hidup dalam masyarakat.

    Konsep ini menekankan bahwa keberhasilan tata kelola tidak hanya diukur dari efisiensi fiskal, melainkan dari sejauh mana kebijakan mencerminkan nilai luhur seperti keadilan, tanggung jawab sosial, dan kesejahteraan bersama.

    Usulan legalisasi kasino, meskipun dapat menaikkan pendapatan negara, berisiko memperbesar kesenjangan nilai antara kebijakan negara dan moral publik. Banyak studi menunjukkan bahwa industri perjudian, terutama kasino, rawan menjadi sumber pencucian uang, eksploitasi, hingga krisis sosial, seperti kecanduan dan keretakan keluarga.

    Apakah negara hendak menambal APBN dengan cara menggadaikan nilai-nilai tersebut?

    Miskin Imajinasi Politik

    Alih-alih memperkuat basis ekonomi produktif atau mereformasi sistem perpajakan yang adil dan progresif, usulan membuka kasino justru mencerminkan kemiskinan imajinasi politik. Dalam konteks political empowerment, rakyat berhak mendapat kebijakan yang lahir dari kepemimpinan visioner, bukan sekadar manuver populis yang menjual “kemiripan” dengan negara lain tanpa mempertimbangkan kontekstual budaya dan ideologis Indonesia.

    Membandingkan Indonesia dengan negara-negara Arab yang mengizinkan kasino juga tidak sepenuhnya valid. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab atau Bahrain memiliki karakteristik politik otoriter dan model ekonomi rentier yang tidak bisa serta merta disamakan dengan demokrasi Indonesia yang pluralistik dan berbasis konstitusi.

    Dari sudut pandang Islam, perjudian adalah maysir, dan secara eksplisit dilarang dalam Al-Qur’an (QS. Al-Ma’idah: 90). Lebih dari sekadar larangan ritual, Islam menolak perjudian karena ia menghasilkan kekayaan tanpa usaha nyata, serta menumbuhkan gaya hidup spekulatif yang merusak fondasi kerja keras dan keadilan sosial.

    Lebih jauh, dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” Pasal ini menuntut negara untuk menyelenggarakan pemerintahan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan, termasuk dalam kebijakan fiskal dan ekonomi.

    Politik Ekonomi Berbasis Etika

    Jika negara serius mencari sumber PNBP baru, banyak alternatif yang lebih etis dan berkelanjutan. Penguatan BUMN sektor digital, optimalisasi pajak dari industri ekspor digital, peningkatan royalti sumber daya alam yang adil, serta pembukaan investasi berbasis syariah adalah beberapa opsi strategis.

    Indonesia bahkan dapat menjadi pusat halal economy global jika kebijakan ekonomi diarahkan sesuai dengan karakter masyarakat dan nilai-nilai yang dianutnya, dalam hal ini kita sudah tertinggal selangkah dengan negara tetangga Thailand yang sudah ‘berani’ mengklaim menjadi hub kepada ekonomi halal.

    Usulan membuka kasino bukan sekadar soal politik ekonomi, tapi soal jati diri bangsa. Apakah kita bersedia menjual nilai demi uang?

    Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap politikus dan lemahnya kontrol terhadap moralitas kebijakan, diperlukan suara publik yang lebih kuat, serta elit politik yang tidak kehilangan arah. Indonesia bukan hanya butuh penerimaan negara, tetapi juga arah moral dalam setiap keputusan strategisnya.

    Penulis adalah pengajar Universitas Darussalam Gontor, alumnis Studi Ilmu Politik di International Islamic University Malaysia

    Jumlah Pembaca: 161

    antara dan Etika Kasino Kedaulatan Politik
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Target 10 Ribu Peserta, Perlombaan Disabilitas Berprestasi

    12 Juli 2025

    Dai Eropa yang Diundang ke ‘Israel’ ternyata Pendukung Penjajah dan Sekularisme

    12 Juli 2025

    Menteri Maman Siap Hadirkan Konser Musik Koplo Tahunan

    12 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20252

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 2024145

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.