Kegiatan Nonton Bareng Film Seribu Bayang Purnama untuk Bangkitkan Semangat Petani
Sejumlah petani dari Sidoarjo mengikuti kegiatan nonton bareng film berjudul Seribu Bayang Purnama, yang diadakan oleh Ikatan Perempuan Indonesia Peduli (IPIP) dan Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Jatim. Acara ini digelar pada Selasa (8/7/2025), dengan tujuan memberikan semangat dan motivasi bagi para petani yang telah berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.
Film tersebut menceritakan kisah nyata perjuangan seorang anak petani yang menghadapi tantangan di tengah perkembangan zaman. Selain menyajikan hiburan, film ini juga menjadi wadah untuk menyampaikan pesan-pesan tentang harapan dan masa depan bangsa, terutama dalam sektor pertanian. Diharapkan melalui tayangan ini, para petani bisa merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk terus berkontribusi.
Ketua IPIP sekaligus Ketua PPJI Surabaya, Asrilia Kurniati, menekankan bahwa profesi petani saat ini harus dijalankan dengan pendekatan modern yang berbasis teknologi. Menurutnya, petani tidak lagi hanya bekerja secara tradisional, tetapi harus memahami digitalisasi dalam menjual produk pertanian. Hal ini penting agar sektor pertanian tetap maju dan kompetitif.
Pihaknya juga sedang merancang program pelatihan bagi generasi muda yang tertarik menekuni pertanian modern. Tujuannya adalah untuk menciptakan generasi petani yang produktif dan mampu menjaga keberlanjutan pangan. “Petani muda harus bangga dan menjadi petani modern, melek digital, serta mampu menjual beras melalui platform digital,” ujarnya.
Asrilia menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. Dalam sesi curhat bersama petani sebelum acara nonton film, ia menyampaikan apresiasi kepada para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. PPJI juga berupaya memperpendek rantai pasok pangan dengan bekerja sama langsung dengan kelompok tani, bukan melalui tengkulak. Dengan demikian, harga bisa lebih murah dan petani langsung merasakan manfaatnya.
Salah satu peserta, Suwono (70 tahun), seorang petani asal Desa Sumorame, Sidoarjo, mengungkapkan bahwa masih banyak anak muda yang enggan melanjutkan profesi petani. Menurutnya, pertanian merupakan sektor penting yang menjadi penopang ketahanan pangan. “Anak-anak saya belum ada yang jadi petani. Banyak yang memilih kerja kantor. Maka dari itu, harapannya regenerasi juga bisa merasakan bagaimana hidup sebagai petani,” ujarnya.
Asrilia mengakui bahwa regenerasi petani masih menjadi tantangan. Namun, pihaknya berkomitmen untuk membantu para petani tetap produktif dan meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya sektor pertanian. “Petani itu benar-benar yang berjasa besar untuk swasembada pangan Indonesia. Dan harapannya, banyak petani muda yang tergerak untuk menjadi penerus sektor pertanian,” tuturnya.