InfoMalangRaya, Indonesia – Anwar El Ghazi tak bergitu saja menerima kesempatan kedua yang diberikan klubnya, 1.FSV Mainz 05, terkait unggahan sensitifnya di media sosial soal konflik Isreal vs Palestina. Dia bahkan menuding klubnya itu telah berbohong.
Awal pekan ini, Mainz mencabut skors yang dijatuhkan kepada El Ghazi. Dalam pernyataan resminya, mereka antara lain menyebut sudah berbicara dengan sang pemain selama masa skors tersebut dan El Ghazi sudah menyampaikan penyesalannya.
Klaim itulah yang dibantah keras El Ghazi. Dia menyebut tak ada pernyataan resmi apa pun yang dikeluarkan dirinya mengenai isu tersebut. Artinya, hal yang diungkapkan Die Nullfuenfer dalam pernyataan resminya adalah sebuah kebohongan.
“Guna menghindari keraguan, pernyataanku pada 27 Oktober 2023 adalah satu-satunya sekaligus pernyataan terakhirku, baik kepada Mainz maupun publik terkait unggahan media sosial yang kubuat beberapa pekan lalu,” urai Anwar El Ghazi seperti dikutip InfoMalangRaya dari akun Instagram-nya.
Pemain berpaspor Belanda itu menambahkan, “Pernyataan, komentar, dan permintaan maaf lainnya yang sebaliknya dikaitkan denganku tidak benar secara faktual dan tidak dibuat atau memperoleh izin dariku.”
Anwar El Ghazi Tak Menyesal
Lebih lanjut, meskipun akhirnya menghapus unggahan kontroversialnya, Anwar El Ghazi sama sekali tak menyesali hal itu. Dia tetap memegang teguh keyakinan dan perdiriannya. Dia menegaskan, hal itu semata-mata demi kemanusiaan.
“Aku tak menyesali atau mengubah posisiku. Aku tak menjauhkan diri dari apa yang kukatakan dan ku yakini, hari ini dan selalu hingga napas terakhir, demi kemanusiaan dan mereka yang tertindas,” kata El Ghazi lagi.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, “Aku tak punya pilihan selain berdiri teguh demi keadilan dan menjadi saksi akan kebenaran. Aku akan melakukan hal itu meskipun bertentangan denganku, orang tuaku, kerabatku, dan sanak saudaraku.”
Eks pemain PSV Eindhoven itu lantas mengungkapkan satu fakta. “Tidak akan pernah ada pembenaran atas pembunuhan lebih dari 3.500 anak-anak di Gaza dalam 3 pekan. Bagaimana bisa kita tetap diam ketika menurut lembaga Save The Children ada 1 anak-anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza? Itu artinya, ada 9 anak-anak terbunuh saat aku menjalani satu pertandingan sepak bola,” ujar dia lagi.
Pada bagian lain unggahannya, Anwar El Ghazi juga menepis tudingan dirinya sebagai orang yang anti-Yahudi. Dia menegaskan, dirinya menentang perang dan kekerasan, pembunuhan rakyat sipil yang tak berdosa, segala bentuk diskriminasi, Islamofobia, antisemitisme, genosida, apartheid, pendudukan, dan penindasan.
Di Depan Pintu Keluar
Satu hal menarik, dalam hal-hal yang ditentang Anwar El Ghazi itu, sebagian besar adalah hal yang dialamatkan kepada Israel. Sebut saja, pembunuhan rakyat sipil tak berdosa, disktriminirasi, Islamofobia, genosidam apartheid, pendudukan, dan penindasan.
Hal itu potensial membuat tersinggung manajemen Mainz yang sebelumnya mengklaim El Ghazi sepakat untuk menghormati dan mengikuti nilai-nilai yang berlaku di klub. Salah satunya ikatan sejarah dengan Yahudi.
Manajemen Die Nullfuenfer pun sudah membaca pernyataan itu. Dalam pernyataan resminya, mereka mengaku terkejut dan akan menindaklanjutinya dengan melakukan investigasi dari sudut pandang hukum. Mereka juga mengatakan, El Ghazi mengaku sakit sehingga absen pada sesi latihan pada Senin lalu.
Menilik eskalasi yang timbul, Anwar El Ghazi sepertinya sudah berada di depan pintu keluar Mainz. Di satu sisi, manajemen klub dipastikan tak akan lagi bersikap lunak. Di sisi lain, dia pun sepertinya sudah tak sudi lagi membela Die Nullfuenfer yang mempermasalahkan pendirian dan keyakinannya.