Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April tak sekadar menjadi peringatan seremonial, tetapi juga momen untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan dan saling menghargai antarperan di masyarakat. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, Minggu (20/4/2025).
Amithya, atau yang akrab disapa Mia, menyebut Hari Kartini bukan hanya simbol perjuangan perempuan di masa lalu, tetapi juga ruang refleksi bagi perempuan masa kini dalam menjalani perannya—baik di ranah publik maupun domestik.
“Perjuangan perempuan itu tidak hanya dirayakan di satu hari. Tapi bagaimana kita, sebagai perempuan, merefleksikan kontribusi dan peran kita setiap harinya,” ujarnya.
Mia menekankan bahwa esensi peringatan Hari Kartini terletak pada nilai perjuangan untuk mencapai kesetaraan. Namun, lebih dari itu, ia mengajak semua pihak—baik laki-laki maupun perempuan—untuk saling memahami dan menghargai satu sama lain dalam kehidupan sosial dan profesional.
“Kesetaraan itu bukan soal siapa yang lebih unggul, tapi bagaimana kita saling memahami, menghargai potensi, dan berjalan beriringan demi kemajuan bangsa,” katanya.
Sebagai perempuan yang aktif di bidang politik dan pemerintahan, Mia menilai perjuangan Kartini masih sangat relevan. Apalagi, tantangan yang dihadapi perempuan masa kini berbeda bentuk, namun semangatnya tetap sama—untuk terus berkembang, berkontribusi, dan mengambil peran strategis di berbagai sektor.
“Ini bukan soal perbedaan peran, tapi soal kolaborasi. Sudahkah kita saling mendukung? Sudahkah kita memberi ruang? Itu yang perlu kita tanyakan hari ini,” tambahnya.
Menurut Mia, peringatan Hari Kartini di era modern harus dimaknai sebagai ajakan untuk membangun masyarakat yang inklusif—di mana tidak ada lagi sekat antara gender dalam urusan hak, kesempatan, dan penghargaan terhadap kerja keras.
“Semangat Kartini hari ini adalah tentang bagaimana kita, perempuan dan laki-laki, bisa maju bersama. Saling menghargai, saling mendukung, dan tidak saling menomorduakan,” tutupnya.