Fenomena “Stop Tot Tot Wuk Wuk” yang Viral di Media Sosial
Baru-baru ini, istilah “Stop Tot Tot Wuk Wuk” sedang menjadi topik perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Fenomena ini muncul sebagai bentuk protes masyarakat terhadap penggunaan sirine dan strobo yang tidak semestinya oleh kendaraan pribadi. Masyarakat merasa bahwa alat-alat tersebut seringkali digunakan secara tidak etis dan mengganggu keamanan serta kenyamanan pengguna jalan lainnya.
Kritik ini bukan tanpa dasar. Penggunaan sirine dan strobo yang berlebihan sering kali menyebabkan gangguan bagi pengendara lain, bahkan bisa menimbulkan risiko kecelakaan. Untuk menunjukkan penolakan terhadap perilaku tersebut, beberapa pengemudi mulai memasang stiker bertuliskan “Stop Tot Tot Wuk Wuk” di kendaraannya. Hal ini menjadikan slogan tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap penggunaan alat prioritas yang tidak benar.
Sementara itu, sirine dan strobo seharusnya hanya digunakan oleh kendaraan darurat seperti ambulans atau mobil pemadam kebakaran. Kedua jenis kendaraan ini memiliki hak istimewa secara hukum karena mereka bertugas dalam situasi yang berkaitan dengan keselamatan nyawa dan kepentingan publik. Namun, banyak orang menggunakan alat tersebut untuk keperluan pribadi, seolah-olah sedang dalam kondisi darurat, padahal tidak ada dasar hukum yang mendukung tindakan tersebut.
Fenomena ini lebih sering terlihat di kota-kota besar, terutama pada rombongan kendaraan atau mobil pribadi yang menyalahgunakan alat prioritas. Di media sosial, gerakan ini tampaknya semakin mendapat perhatian. Salah satu unggahan yang viral berasal dari akun Instagram @progresip_. Caption dalam unggahan tersebut berisi pesan: “Stop Tot Tot Wuk Wuk di Jalan. Ingat, hanya kendaraan darurat dan tertentu yang berhak menggunakan sirine/strobo. Selain itu? melanggar hukum.”
Unggahan tersebut telah mendapatkan lebih dari 109 ribu suka, 26 ribu repost, dan 4 ribu komentar. Respons netizen sangat beragam, dengan banyak yang menyampaikan dukungan terhadap gerakan ini. Salah satu komentar datang dari akun @pasif****, yang menceritakan pengalamannya sendiri. Ia mengatakan, “Pernah sih di lampu merah ring 1 karena presiden mau masuk istana, lampu merah udah dijaga sampai hampir 20 menit nggak boleh lewat. Buset 20 menit pekerja sama 20 menit pejabat.”
Di sisi lain, netizen lain seperti @dika_happy** juga memberikan dukungan. Ia menulis, “Mobil presiden ok kasih jalan. Ambulance dan Damkar kasih jalan. Selain ini, jangan kasih jalan/minggir!” Pesan ini menunjukkan bahwa masyarakat ingin adanya kesadaran akan batasan penggunaan alat prioritas, sehingga tidak lagi disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
Gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk” ini tidak hanya menjadi wadah untuk menyuarakan ketidakpuasan, tetapi juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya mematuhi aturan lalu lintas. Dengan semakin banyaknya dukungan dari netizen, harapan besar dipegang agar fenomena ini dapat menjadi awal dari perubahan positif dalam budaya berkendara.