IMR –
Share
Tweet
Share
Share
Email
Pernah dengar istilah kanker hati tapi belum benar-benar paham apa itu kanker hati? Penyakit ini merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang organ hati, yang punya peran penting buat metabolisme tubuh. Hati membantu proses racun, simpan energi, dan produksi protein.
Kalau sampai rusak karena kanker, efeknya bisa merembet ke banyak bagian tubuh lain. Pengenalan yang tepat tentang penyakit kanker hati sangat peting supaya tidak salah paham.
Kanker hati termasuk penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Kalau sudah parah, bisa nyebar ke organ lain, membuat fungsi hati drop drastis, bahkan berisiko tinggi mengancam nyawa.
Masalahnya, banyak orang baru sadar saat kondisinya sudah semakin parah. Nah, deteksi dini menjadi salah satu kunci penting untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari kanker hati.
Apa itu Kanker Payudara? Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
5 Gejala Kanker Hati yang Sering Diabaikan
Kanker hati sering muncul tanpa gejala jelas di awal, makanya banyak orang baru sadar saat kondisinya sudah parah. Berikut lima gejala umum yang wajib diperhatikan agar bisa ambil langkah cepat sebelum terlambat.
1. Nyeri di Bagian Perut Kanan Atas
Rasa sakit atau nyeri yang muncul di sisi kanan atas perut bisa jadi tanda awal kanker hati. Tempat ini adalah tempat hati berada, jadi kalau ada tekanan atau benjolan, pasti terasa. Rasa nyerinya bisa konstan atau datang sesekali.
Biasanya rasa nyeri ini muncul tanpa sebab yang jelas, dan makin terasa saat tubuh aktif atau habis makan banyak. Gejala ini kadang disalahartikan sebagai gangguan lambung.
Jangan anggap remeh kalau perut kanan atas sering ngilu, apalagi kalau disertai rasa begah atau perut membesar. Bisa jadi itu sinyal bahwa ada pembesaran atau benjolan di hati.
2. Berat Badan Turun Drastis Tanpa Alasan
Penurunan berat badan yang cepat dan tiba-tiba bisa menandakan gangguan serius dalam tubuh. Salah satu penyebabnya adalah kanker hati yang membuat metabolisme terganggu. Tanpa usaha diet pun, tubuh terlihat makin kurus.
Saat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi secara maksimal karena fungsi hati menurun, berat badan pun cepat turun. Kondisi ini juga sering disertai nafsu makan yang menghilang, membuat tubuh terasa makin lemas setiap hari.
3. Perut Membesar atau Bengkak
Kanker hati sering memnuat perut terlihat lebih buncit dari biasanya, terutama di sisi kanan. Pembengkakan ini bukan karena lemak, tapi bisa disebabkan oleh penumpukan cairan atau pembesaran hati akibat sel kanker.
Bentuk perut bisa terlihat tidak simetris, dan sering kali disertai rasa penuh meskipun baru makan sedikit. Kondisi ini disebut ascites, yaitu penumpukan cairan dalam rongga perut.
Kalau baju terasa makin sempit di bagian perut padahal berat badan turun, bisa jadi ini tanda bengkak karena masalah hati. Pemeriksaan USG bisa bantu lihat apakah ada penumpukan cairan atau pembesaran organ dalam.
4. Kulit dan Mata Menguning (Penyakit Kuning)
Kulit yang berubah warna menjadi kekuningan, termasuk bagian putih mata, bisa menandakan gangguan hati. Ini terjadi saat bilirubin menumpuk dalam darah karena hati gagal memprosesnya dengan baik. Gejala ini disebut jaundice.
Perubahan warna ini muncul secara perlahan dan makin terlihat seiring waktu. Terkadang disertai dengan gatal-gatal di kulit dan warna urin yang lebih gelap dari biasanya.
Orang yang mengalami kanker hati umumnya juga merasa tidak nyaman karena kulit gatal terus-menerus. Akibatnya akumulasi zat sisa dalam darah yang tidak tersaring dengan benar oleh hati.
5. Mudah Lelah dan Lemah Tanpa Sebab Jelas
Kondisi tubuh yang mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas ringan bisa jadi pertanda fungsi hati sedang terganggu. Pasokan energi ke tubuh jadi tidak maksimal karena proses metabolisme tidak berjalan lancar.
Beda dengan lelah biasa, kelelahan akibat kanker hati terasa sepanjang hari dan tidak hilang meskipun sudah tidur cukup. Bahkan, hal kecil seperti berjalan kaki bisa terasa sangat menguras tenaga.
5 Penyebab Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai
Kanker hati biasanya muncul karena ada hal-hal tertentu yang memicu kerusakan di dalam hati. Beberapa penyebabnya bisa datang dari infeksi, makanan, sampai kebiasaan sehari-hari. Kalau tahu penyebabnya sejak awal, risiko bisa ditekan dan hati tetap sehat lebih lama.
1. Terlalu Sering Minum Alkohol
Minum alkohol secara terus menerus bisa membuat hati lelah dan rusak. Kalau sudah rusak, hati bisa luka dan susah sembuh. Luka yang terus muncul bisa berubah jadi kanker tanpa disadari.
Kerusakan hati karena alkohol biasanya terjadi pelan-pelan. Tapi kalau kebiasaan ini dibiarkan, dampaknya bisa berat. Apalagi kalau dikombinasikan dengan gaya hidup tidak sehat.
Hindari alkohol kalau bisa, atau batasi banget konsumsinya. Semakin sedikit alkohol yang masuk, hati menjadi lebih tenang dan risiko kanker makin kecil.
2. Hati Penuh Lemak karena Obesitas dan Diabetes
Kalau tubuh terlalu gemuk atau memiliki riwayat diabetes, lemak bisa menumpuk di hati. Lemak ini membuat hati susah bekerja dan bisa membuat selnya rusak. Kerusakan yang berulang bisa berubah menjadi kanker.
Hati yang terlalu berlemak disebut perlemakan hati. Biasanya tidak ada gejala di awal, tapi pelan-pelan membuat hati terganggu. Jika didiamkan, bisa semakin parah, lho.
3. Makan Makanan Berjamur atau Disimpan Sembarangan
Beberapa makanan seperti kacang, jagung, atau beras bisa tumbuh jamur jika disimpan sembarangan. Jamur ini bisa mengeluarkan racun namanya aflatoksin yang bisa bikin sel hati rusak dan berubah menjadi kanker.
Racun ini masuk ke hati dan membuat gangguan dari dalam. Simpan makanan di tempat kering dan bersih. Jangan konsumsi makanan yang sudah jamuran, meskipun hanya sedikit. Hati bisa kena dampaknya.
4. Terinfeksi Hepatitis B atau C dalam Waktu Lama
Virus hepatitis B dan C bisa membuat hati rusak perlahan jika tidak ditangani. Virus ini menyerang hati, membuat peradangan, dan lama-lama bisa berubah menjadi kanker.
Jika infeksi ini dibiarkan, sel hati bisa berubah jadi tidak normal, yang membuat kanker mulai terbentuk. Prosesnya tidak cepat, tapi efeknya bisa bahaya kalau tidak diawasi dari awal.
Penting banget untuk vaksinasi hepatitis dan rajin cek kesehatan, apalagi kalau pernah kontak dengan penderita. Semakin cepat tahu, semakin besar peluang hati tetap aman.
5. Faktor Keturunan atau Penyakit Bawaan
Jika ada anggota keluarga yang pernah terkena kanker hati, kemungkinan risiko Kamu jadi lebih tinggi. Bukan ketularan, tapi bisa jadi karena faktor genetik yang membuat tubuh lebih rentan.
Penyakit bawaan seperti hemokromatosis juga bisa sebabkan penumpukan zat besi di hati. Jika dibiarkan, zat ini bisa rusak sel hati dan memicu kanker hati.
Jika punya riwayat keluarga atau penyakit seperti ini, sangat penting untuk rajin mengcek kesehatan. Lebih baik mencegah daripada mengurus pengobatannya nanti.
5 Cara Mengobati Kanker Hati
Ketika kanker hati sudah terdeteksi, langkah selanjutnya adalah cari pengobatan yang tepat. Jenis pengobatan biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien dan sejauh mana kanker sudah menyebar. Yuk, kenali lima pengobatan utama yang sering dipakai dokter untuk bantu lawan kanker hati.
1. Operasi Pengangkatan Bagian Hati yang Terkena
Jika kanker belum menyebar luas, dokter bisa mengangkat bagian hati yang kena kanker lewat operasi. Cara ini cukup efektif kalau kondisi hati masih kuat dan bagian yang terkena belum terlalu besar..
Tujuannya buat menghilangkan sel kanker langsung dari sumbernya. Tapi tidak semua orang cocok menjalani operasi ini, karena harus dipastikan sisa hati masih bisa bekerja dengan baik setelah operasi.
Hasilnya bisa cukup bagus kalau dilakukan di waktu yang tepat. Tapi butuh pemeriksaan menyeluruh terlebih dahulu untuk lihat apakah pasien aman jalani prosedurnya.
2. Transplantasi Hati dari Donor
Jika kondisi hati sudah parah dan nggak bisa diperbaiki lagi, transplantasi bisa jadi pilihan. Dalam prosedur ini, hati yang rusak diganti dengan hati sehat dari donor. Tapi prosesnya tidak instan dan butuh donor yang cocok.
Prosedur ini biasanya dilakukan kalau kanker udah membuat hati tidak bisa berfungsi. Risiko tetap ada, tapi peluang hidup pasien bisa lebih besar setelah transplantasi berhasil.
Transplantasi hati termasuk langkah besar. Jika berhasil, kualitas hidup pasien bisa jauh lebih baik dari sebelumnya, bahkan bisa kembali beraktivitas normal.
3. Terapi Ablasi untuk Hancurkan Sel Kanker
Terapi ablasi menggunakan panas, laser, atau gelombang radio untuk menghancurkan sel kanker di hati tanpa perlu operasi besar. Prosedur ini cocok untuk pasien yang tidak bisa operasi karena kondisi tertentu atau kanker masih kecil.
Biasanya dilakukan langsung ke tumor dengan alat khusus yang diarahkan dari luar tubuh. Terapi ini minim luka dan pemulihan juga lebih cepat dibanding operasi biasa.
Meski hasilnya cukup menjanjikan, terapi ini hanya efektif kalau ukuran kanker belum terlalu besar. Dokter akan cek terlebih dahulu apakah pasien cocok jalani metode ini atau tidak.
4. Kemoterapi dan Terapi Target
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk bunuh sel kanker, tapi efeknya bisa menyerang sel sehat juga. Terapi target lebih spesifik, fokus ke sel kanker tanpa ganggu jaringan lain. Kombinasi keduanya sering dipakai untuk kanker hati yang sudah menyebar.
Efek samping kemoterapi bisa membuat tubuh lemah, mual, dan rambut rontok. Tapi sekarang ada banyak terapi target yang lebih ringan dan hasilnya bagus untuk jangka panjang.
5. Imunoterapi dan Perubahan Gaya Hidup
Imunoterapi membantu sistem imun untuk melawan sel kanker dari dalam. Obat khusus diberikan untuk perkuat pertahanan tubuh. Cara ini semakin populer karena hasilnya cukup menjanjikan di beberapa pasien kanker hati.
Selain obat-obatan, gaya hidup juga penting buat bantu pemulihan. Hindari alkohol, jaga berat badan, dan makan makanan sehat bisa bantu tubuh lebih kuat lawan penyakit.
Gabungan antara pengobatan medis dan pola hidup yang sehat bisa membuat hasil pengobatan lebih maksimal. Perubahan kecil tapi konsisten bisa punya dampak besar untuk proses penyembuhan.
Menjaga kesehatan hati adalah langkah penting yang sering kali diabaikan. Padahal, hati punya peran besar dalam proses pencernaan, metabolisme, hingga penyaringan racun dalam tubuh.
Jika organ ini terganggu, dampaknya bisa terasa ke seluruh bagian tubuh. Sebelum terlambat, tidak ada salahnya lebih peduli pada kondisi hati. Pemeriksaan rutin dan kebiasaan yang baik bisa menjadi investasi kesehatan jangka panjang.
Artikel Menarik Lainnya!
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com