Pengertian Jamur dan Klasifikasi Makanannya
Jamur adalah organisme yang sering kali disalahpahami oleh banyak orang. Banyak dari mereka mengira jamur termasuk dalam kategori tumbuhan, padahal sebenarnya jamur berasal dari kingdom yang berbeda. Meskipun begitu, jamur memiliki kesamaan dengan tumbuhan dan hewan, yaitu membutuhkan makanan, air, dan oksigen untuk tetap hidup.
Namun, cara jamur memperoleh makanan berbeda dengan hewan dan tumbuhan. Berbeda dengan hewan yang dapat mencerna makanan melalui perut, jamur tidak memiliki sistem pencernaan seperti itu. Sementara itu, tumbuhan bisa membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Jadi, bagaimana cara jamur mendapatkan nutrisi?
Apa yang Dimakan Jamur
Jamur merupakan pengurai heterotrofik. Artinya, mereka memecah bahan organik mati, yang dikenal sebagai substrat, untuk mendapatkan nutrisi. Jamur menggunakan enzim pencernaan di luar dinding selnya untuk menyerap nutrisi dari bahan organik yang telah mati atau bahkan dari makhluk hidup.
Beberapa jenis makanan yang umum dimakan oleh jamur antara lain:
- Hewan
- Detritus (sisa-sisa organik)
- Buah-buahan
- Daun-daunan
- Tanaman
- Pohon
- Sayuran
Bagaimana Jamur Makan
Cara jamur memakan makanannya sangat unik. Sebagian besar spesies jamur makan dengan cara penyerapan. Proses ini dimulai dengan pelepasan enzim pencernaan ke dalam makanan yang mereka konsumsi. Enzim tersebut kemudian memecah bahan organik menjadi bentuk yang lebih kecil dan mudah diserap.
Jamur memiliki struktur bernama hifa, yaitu sel berbentuk untaian panjang seperti tabung yang membentuk jaringan yang disebut miselium. Hifa melepaskan enzim pencernaan ke dalam sumber makanan untuk memecahnya menjadi ukuran dan bentuk yang dapat dimakan. Setelah itu, makanan tersebut diserap ke dalam jamur melalui helai hifanya.

Klasifikasi Jamur Berdasarkan Jenis Makanannya
Ada empat kategori utama jamur berdasarkan jenis makanannya:
1. Saprotrof
Saprotrof juga dikenal sebagai saprofit. Mereka tumbuh langsung pada bahan tanaman yang membusuk, terutama kayu dan kulit pohon. Banyak jamur yang bisa dimakan bersifat saprotrof, seperti jamur tiram, cremini, morels, shiitake, dan portobello.
2. Mikoriza
Jamur mikoriza menempel pada tanaman hidup, seringkali pada akar tanaman, untuk tumbuh. Hubungan ini biasanya saling menguntungkan. Mikoriza membantu pohon berkomunikasi satu sama lain dengan meneruskan nutrisi penting dan hormon ke pohon lain di dekatnya melalui jaringan miselia. Contoh jamur mikoriza yang populer adalah Chanterelles dan Truffle.
3. Parasit
Jamur parasit tumbuh pada organisme hidup dan merugikan inangnya. Contohnya adalah Chaga, Lion’s Mane, dan Cordyceps. Jamur ini menyerap nutrisi dari inangnya, sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi tanaman atau serangga.
4. Endofit
Endofit juga menempel pada organisme hidup, namun hubungan ini saling menguntungkan. Jamur endofit sering kali membantu inangnya mendapatkan nutrisi penting atau melawan penyakit.

Dampak Pola Makan Jamur terhadap Spesies Lain
Jamur memakan benda hidup dan mati, yang berdampak pada kehidupan makhluk lain. Misalnya, jamur yang memakan batang kayu mati dan tunggul di hutan memecah bahan organik tersebut. Sisa unsur hara dari bahan yang membusuk dilepaskan kembali ke dalam tanah, sehingga memberi nutrisi kepada produsen primer seperti tanaman, fitoplankton, dan alga.
Di sisi lain, jamur parasit dapat membahayakan spesies lain, terutama inangnya. Karena jamur parasit menyerap nutrisi penting dari inang, hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan bahkan kematian pada inang tersebut.
Dengan demikian, jamur memainkan peran penting dalam setiap ekosistem. Mereka membantu mendaur ulang bahan organik, menjaga keseimbangan ekologis, dan memberikan manfaat bagi lingkungan serta makhluk hidup lainnya.








