InfoMalangRaya –
IMR, Jakarta: Tenaga kerja yang memiliki kualitas sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha sampai saat ini masih belum bisa disiapkan oleh lembaga pendidikan di Indonesia. Padahal, tenaga kerja yang terampil akan mendorong produktivitas dan dapat mendukung terwujudnya investasi yang lebih efisien.Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, di Jakarta, Senin (15/1/2024). Menurutnya, lembaga pendidikan seharusnya bisa mengikuti perkembangan dunia usaha dan industri. Contohnya industri digital yang kebutuhan tenaga kerjanya seharusnya juga bisa dipenuhi oleh kalangan dunia pendidikan.”Kurangnya tenaga kerja terampil yang dibutuhkan industri inilah yang membuat investor juga berhitung jika ingin berinvestasi Indonesia. Kami sepakat dengan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi soal Vietnam yang dapat menghasilkan SDM berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh negara dan industri di sana,” kata Bob Azam.Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memperingatkan bahwa Indonesia bisa disalip oleh Vietnam melihat keseriusan negara itu dalam hal riset dan pengembangan. Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi saat peresmian pembukaan Konvensi Kampus XXIX & Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia, di Surabaya, Senin (15/1/2024).Presiden juga menyoroti soal tenaga kerja dan jaminan investasi, di mana dirinya melihat lembaga-lembaga pendidikan di Vietnam dengan industrinya juga terhubung, sehingga bisa mencetak SDM yang dibutuhkan negara. Kepala Negara berharap lembaga pendidikan di Indonesia juga memiliki peran strategis untuk mencetak SDM unggul dan berkualitas, serta inovatif menghasilkan karya-katrya berkualitas.Bob Azam juga menyoroti hal lain yang membuat investor lari dan enggan kembali ke Indonesia, bahkan investor baru juga berpikir untuk masuk Indonesia. Yakni soal iklim perburuhan, perpajakan, kebijakan, serta regulasi soal kemudahan berusaha.Ia menyebut, sebelum tahun 2012 Indonesia adalah negara nomor satu tujuan investasi Jepang, tapi sekarang masuk nomor tujuh juga tidak. Hal tersebut, menurut Bob, karena soal sistem pengupahan yang sudah naik 20 persen dalam lima tahun terakhir yang dinilai sangat memberatkan investor.
Apindo Sebut Dunia Pendidikan Belum Hasilkan Naker Terampil
