Arema FC Curi Poin di Kandang PSIM Yogyakarta
Arema FC berhasil meraih satu poin penting dari laga tandang melawan PSIM Yogyakarta. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, berakhir dengan skor imbang 1-1. Laga dalam kompetisi Super League ini menunjukkan tensi tinggi sepanjang pertandingan, dengan kedua tim saling memperebutkan penguasaan bola dan peluang emas.
Gol pertama Arema FC tercipta pada menit ke-41 lewat tendangan penalti yang dieksekusi oleh Dalberto. Gol tersebut merupakan hasil dari pelanggaran yang dilakukan Reva Adi di kotak penalti. Tendangan keras Dalberto mengarah ke sisi kiri gawang dan tidak mampu diantisipasi oleh kiper PSIM, Cahya Supriadi.
PSIM Yogyakarta berhasil menyamakan skor pada menit ke-87 melalui gol bunuh diri dari Bentinho. Umpan silang Pulga Vidal tidak berhasil diantisipasi dengan baik oleh pemain Arema FC, sehingga bola masuk ke gawang sendiri. Gol ini memberikan semangat tambahan bagi tuan rumah, meskipun akhirnya pertandingan berakhir dengan skor imbang.
Pada babak pertama, PSIM tampil dominan dengan penguasaan bola mencapai 55 persen. Mereka berhasil menciptakan empat tembakan dengan akurasi 80 persen, tetapi gagal memanfaatkan peluang emas menjadi gol. Sementara itu, Arema FC lebih banyak bertahan dengan hanya melepaskan lima tembakan, dua di antaranya tepat sasaran.
Meski ketinggalan satu gol, PSIM semakin gencar menekan pada awal babak kedua. Namun, situasi justru berubah ketika Arema FC harus kehilangan satu pemain pada menit ke-54. Bek tangguh Yann Motta diusir keluar lapangan setelah melanggar Nermin Haljeta yang lolos sebagai pemain terakhir. Wasit sempat meninjau insiden tersebut menggunakan VAR sebelum memutuskan untuk mengeluarkan kartu merah langsung.
Situasi unggul jumlah pemain dimanfaatkan PSIM untuk meningkatkan daya serang. Pelatih PSIM melakukan rotasi dengan memasukkan Rafinha dan Savio Sheva pada menit ke-73. Meski memiliki peluang emas, upaya Savio Sheva pada menit ke-84 berhasil digagalkan oleh kiper Arema FC, Adi Satryo, yang tampil gemilang di bawah mistar.
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-87 ketika PSIM menyamakan kedudukan. Umpan silang Pulga Vidal salah diantisipasi oleh Bentinho, yang justru membuat bola masuk ke gawang sendiri. Gol bunuh diri ini menjadi momen penting dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 1-1.
Dengan hasil ini, PSIM dan Arema FC sama-sama mengoleksi empat poin di klasemen sementara Super League. Catatan poin mereka setara dengan Malut United yang juga meraih hasil imbang pada pekan ini. Bagi PSIM, hasil ini terasa pahit karena mereka tampil dominan dan sempat unggul jumlah pemain hampir sepanjang babak kedua. Dukungan penuh dari suporter Laskar Mataram di Stadion Sultan Agung juga gagal dimaksimalkan untuk meraih kemenangan.
Sebaliknya, Arema FC patut bersyukur meski hanya bermain dengan sepuluh pemain selama hampir setengah babak. Mental pantang menyerah membuat mereka tetap fokus hingga peluit akhir. Performa Adi Satryo juga menjadi kunci penting dalam laga ini, dengan beberapa penyelamatan krusial yang menggagalkan peluang PSIM.
Pertandingan ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan di Super League musim ini. Tidak ada tim yang benar-benar mendominasi karena hampir semua laga berlangsung sengit dan penuh drama. Susunan pemain PSIM dalam laga ini antara lain: Cahya Supriadi (GK), Raka Cahyana, Yusaku Yamadera, Franco Ramos, Reva Adi (C) (Fahreza 83), Ghulam Fatkur (Savio Sheva 73), Rakhmatsho (Andi Irfan 83), Ze Valente, Pulga Vidal, Deri Corfe (Rafinha 73), dan Nermin Haljeta.
Sedangkan Arema FC menurunkan: Adi Satryo (GK), Achmad Maulana, Yann Motta, Luiz Gustavo, Bayu Setiawan (Ian Lucas 61), Alfarizie (C), Valdeci Moreira (Anwar Rifa’i 61), Bentinho, Matheus Blade, Paulinho, dan Dalberto.
Meski gagal meraih kemenangan, hasil imbang ini membuat Arema FC tetap menjaga tren positif di awal musim. Dukungan penuh Aremania di tribun juga menjadi energi tambahan bagi tim untuk terus berjuang di laga-laga berikutnya. PSIM sendiri harus segera melakukan evaluasi agar tidak kembali kehilangan poin di kandang. Efektivitas penyelesaian akhir dan konsentrasi lini belakang menjadi pekerjaan rumah utama yang harus segera dibenahi.
Drama laga PSIM kontra Arema FC ini sekaligus menjadi bukti sepak bola Indonesia semakin menarik untuk disaksikan. Ketegangan, kartu merah, penalti, hingga gol bunuh diri menjadi bumbu lengkap dalam pertandingan yang penuh emosi. Pertarungan seru ini juga menegaskan tidak ada lawan yang bisa diremehkan di Super League. Setiap poin sangat berharga untuk menjaga posisi di papan klasemen.
Dengan kompetisi yang masih panjang, kedua tim masih memiliki peluang besar untuk bersaing di papan atas. Hasil seri ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi PSIM maupun Arema FC dalam menghadapi laga berikutnya. Pertandingan penuh drama ini menegaskan atmosfer Super League 2025/2026 semakin panas. Setiap laga menjadi tontonan menarik bagi para pecinta sepak bola tanah air.