InfoMalangRaya β Hingga pekan ke-4 Liga 1 musim 2023/2023, Arema FC masih terpuruk di zona degradasi. Hanya satu strip di atas dasar klasemen.
Mengantongi satu poin, dari hasil imbang (1-1) lawan Persib Bandung. Selebihnya selalu kalah. Lawan Dewa United, 0-1. Dijamu Persik Kediri, kalah 2-5. Dan menjamu Bali United, justru dibantai 1-3.
Bersama dua tim lainnya, Persib Bandung dan Bhayangkara FC, Singo Edan menjadi tim yang belum pernah menang.
Andai di laga ke-5 pada Minggu (30/7/2023), ketika dijamu Persis Solo, Arema FC belum juga mampu mempersembahkan poin. Mereka akan menyamai rekor start terburuk, dalam lima laga awal kompetisi, sejak era Liga Indonesia 1994-1995.
Bahkan jika ternyata Arema FC kembali kalah, maka perolehan poin Arema tertahan di angka satu, yang menyamai pencapaian di Liga Indonesia 2003 dan Indonesia Super League (ISL) 2011-2012.
Di Ligina 2003 yang berakhir dengan degradasi ke kasta kedua, Arema baru meraih kemenangan di Pekan 6.
Sementara, di ISL 2011-2012, Arema meraih kemenangan perdana di pekan ke-8, sebelum akhirnya selamat dari jurang degradasi.
Sementara itu start terburuk di lima laga awal era Liga 1, dialami Arema di Liga 1 2018 lalu. Saat itu, dari lima pertandingan yang dilakoni, Skuad Singo Edan yang dilatih Joko Susilo cuma meraih dua poin.
Kemenangan pertama baru bisa didapatkan Arema pada pekan ke-6. Sebelum itu, Arema cuma meraih dua hasil imbang di kandang dan tiga kekalahan tandang.
Bisa jadi karena kondisi tersebut, manajemen Arema FC pun membuat keputusan yang cukup mengejutkan. Sekalipun sudah di prediksikan sebelumnya. Yakni dengan melepas asisten pelatih, I Putu Gede Swisantoso.
βKami sudah bicara setelah pertandingan. Kami menghormati keputusan Coach Putu. Beliau memilih untuk tidak lagi bersama Arema,β kata Wiebie Dwi Andriyas, Manajer Tim Arema FC, beberapa waktu lalu.
Sikap yang diambil Putu Gede, sebenarnya bukan tanpa alasan. Sekalipun secara de jure, pelatih Arema FC adalah Joko βGethukβ Susilo. Tetapi de facto yang bertindak sebagai head coach sebenarnya adalah Putu Gede.
Hal itu harus dilakukan, mengingat sertifikasi kepelatihan Putu Gede, masih belum pada level AFC Pro. Sedangkan regulasi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru, pelatih tim Liga 1 harus memiliki lisensi AFC Pro atau yang setingkat.
Karena itulah, demi alasan regulasi, Putu Gede hanya menyandang status sebagai asisten pelatih. Sedangkan headcoach yang didaftarkan adalah Joko βGethukβ Susilo.
Sebelumnya, secara tersirat Wiebie Andriyas sempat mengisyaratkan mundurnya Putu. Hal itu disampaikannya dalam unggahan Instagramnya, sesaat setelah laga Arema vs Bali United berakhir.
Wiebie mengucapkan terimakasih atas dedikasi I Putu Gede. Apapun itu, menurutnya ada kebaikan yang ditinggalkan di Arema.
βPerjalanan ini memang cukup berat untuk dilalui. Tapi seorang pejuang tak akan kalah hanya karena satu rintangan.β
βTerima kasih kepada coach Β atas perjuangannya. Banyak momen yang dilewati bersama. Baik susah, senang, bahagia hingga berlinang air mata.β
βKeputusan ini memang berat. Tapi percayalah, akan ada tantangan besar selanjutnya,β tulis Wibie dalam Instagramnya. Β
βTetap semangat dan terus berjuang coach. Perpisahan ini bukan akhir dari pertemanan dan persahabatan. Karena saya yakin anda akan menjadi pelatih hebat kedepannya.β
βIni salah satu proses menuju lebih baik. Saya akan terus memberikan dukungan. Jiwa Malangan jangan sampai hilang. Karena selamanya kita tetap Arema,β masih tulis Wiebie. (Ra Indrata)
The post Arema FC Dihantui Catat Rekor Terburuk appeared first on infomalangraya.com.