InfoMalangRaya.com – Sebuah fragmen tulang rahang milik spesies kucing besar baru-baru ini ditemukan selama penggalian di teater kuno Apemeia, yang kini berada di provinsi Afyonkarahisar, bagian barat Turki.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kota kuno Apameia, yang terletak di persimpangan Jalur Sutra bersejarah dan Jalan Raya Raja, dan merupakan salah satu pusat perdagangan terpenting pada masanya, memiliki jejak penting dari peradaban Frigia, Persia, Seleukia, dan Romawi.
Pekerjaan di kota kuno tersebut, yang dimulai sebagai penggalian penyelamatan pada tahun 2017, diintensifkan tiga tahun yang lalu, kata Umit Emrah Kurt, penasihat ilmiah dan koordinator penggalian, kepada Anadolu Agency.
Fosil tersebut diyakini berasal dari “singa atau macan kumbang, para ahli antropologi akan melakukan analisis DNA dan menentukan usia dan spesiesnya,” katanya.
Fosil tulang rahang tersebut diyakini berasal dari seekor singa atau macan kumbang.
“Karena hewan ini tidak hidup di geografi ini, kami pikir ini terkait dengan pertunjukan (sirkus) kuno. Tentu saja, kami tidak dapat memprediksi dengan tepat periode dan usianya, tetapi jika ditemukan berasal dari periode yang lebih awal, kami tahu bahwa taman berburu dibangun di sini untuk para raja pada periode Persia. Ini mungkin terkait dengan taman tersebut,” katanya, menyebut penemuan ini sebagai penemuan yang unik.
Kurt mengatakan bahwa penggalian di teater kuno, struktur arsitektur “yang paling penting” di Apameia, mengarah pada penemuan bagian-bagian berbeda dari teater Yunani kuno, yang secara umum terdiri dari tiga bagian utama: Orkestra, Panggung, dan teater utama, yang disebut Koilon.
Kota kuno ini merupakan pusat perdagangan terbesar kedua setelah Efesus, kata Mehmet Tanir, direktur kebudayaan dan pariwisata provinsi.
Rahang tersebut saat ini ditempatkan di Museum Afyonkarahisar, katanya, seraya menambahkan bahwa bejana-bejana padat juga ditemukan yang mengungkapkan lebih banyak informasi dari periode Helenistik.
“Dengan penggalian ini, kami akan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci tentang pemukiman kota kuno yang mengubah arah sejarah wilayah kami. Penggalian tahun ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” kata Tanir.*