InfoMalangRaya, Indonesia – Eks pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi percaya bahwa adanya Rafael Leao bisa jadi kekurangan untuk I Rossonerri. Menurutnya, adanya Leao di lapangan membuat tim tidak bisa bermain secara kolektif.
Milan susah payah mengalahkan Hellas Verona dengan skor 1-0 pada pekan kelima Serie A (24/9/23). Satu-satunya gol itu dicetak oleh Rafael Leao.
Leao memang selalu menjadi pemain yang sangat diandalkan Milan dalam beberapa musim terakhir. Namun Sacchi meyakini permainan Leao yang tak mau turun membantu pertahanan dan permainan individunya justru membuat Milan tak bisa tampil optimal.
“Leao mencetak gol bagus, tapi hari ini (lawan Verona) Milan bisa ada di sini terutama untuk pemain sayap Portugal itu dan ini adalah batasnya,” kata Sacchi seperti dilansir InfoMalangRaya dari Football Italia.
“Leao, dengan caranya berada di lapangan, dengan kurangnya tracking back belakang, dengan kurangnya partisipasinya dalam kerja tim, adalah hal yang tidak memungkinkan Anda untuk menjadi sebuah kolektif.
“Jika Anda ingin membuat lompatan kualitatif, ke arah sepak bola yang lebih di Eropa, maka sangat penting bahwa semua orang berperan dalam proyek ini dan semua orang tahu bagaimana mengorbankan diri mereka sendiri atas nama tim.”
Arrigo Sacchi: Milan Harus Bermain Kolektif
Sacchi mengatakan bahwa Milan harus bermain secara kolektif dan tak mengandalkan skill individu para pemain.
“Saya melihat Milan masih kesulitan. Saya tidak terpesona dengan hasil ini, meski mengalahkan Verona tidak pernah mudah. Masalahnya, tim besutan Pioli masih belum kolektif,” kata Sacchi.
“Menjadi kolektif artinya memiliki sebelas pemain aktif dengan atau tanpa bola, artinya menekan, artinya tidak melancarkan, artinya menjaga bola tetap rendah, artinya selalu bergerak.
“Milan harus seperti akordeon, mereka harus tahu bagaimana memulai dan menyelesaikannya di momen yang tepat. Kolektif, meski ada yang berpendapat sebaliknya, meningkatkan bakat, bukan memenjarakannya.
“Sebaliknya, jika tidak ada kolektif, yaitu tidak ada permainan tim, bakat saja tidak ada gunanya. Ini adalah pelajaran yang harus dipelajari semua orang, namun di Italia saya melihat hanya sedikit yang memahaminya.”