Asal-Usul Tradisi Salam Tempel yang Identik dengan Lebaran di Indonesia

MALANG RAYA116 Dilihat

InfoMalangRaya – Perayaan Lebaran selalu dinantikan kehadirannya oleh anak-anak karena berbagai alasan yang membuat momen ini sangat istimewa. Di antaranya karena pada momen ini anak-anak seringkali menerima hadiah atau uang lebaran dari orang tua, anggota keluarga, dan tetangga.  Membagikan uang baru saat perayaan idul fitri sudah menjadi salah satu tradisi yang dilakukan oleh orang Indonesia. Bahkan, mereka bukan hanya membagikan uang ke saudara melainkan juga kepada siapa saja yang datang untuk bertamu ke rumahnya. Lalu, bagaimana sejarah pemberian uang saat Idul Fitri?
Dilansir dari berbagai sumber, pemberian uang kepada anak-anak dan kerabat pada hari-hari besar seperti Idul Fitri tidak lepas dari pengaruh budaya Arab dan Tionghoa. Pengaruh tersebut, menurut Didi Purnomo selaku dosen Ilmu Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, menghasilkan akulturasi di berbagai wilayah Indonesia. Tapi jauh sebelum tradisi salam tempel ini seperti sekarang, sejatinya sudah dipopulerkan lebih dulu oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara saat abad pertengahan. Saat itu, dalam sejarah diketahui ada tradisi membagikan uang, pakaian, atau pernak-pernik kepada anak-anak saat hari pertama Idul Fitri. Tradisi menguat saat era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman), salam tempel berubah menjadi bagi-bagi uang tunai. Kini, di Indonesia budaya bagi-bagi THR kepada anak masih terus ada hingga sekarang. Pengaruh tradisi ini juga dibawa oleh imigran dari Asia ke Indonesia melalui jalur dagang dan agama.
Baca Juga :
6 Tujuan Negara Ekspor Bawang Goreng yang Bisa Bikin Bisnis Meroket

Bagi anak-anak, kisaran uang yang didapatkan mulai dari uang kertas Rp 2 ribu hingga ratusan ribu. Biasanya uang ini akan dimasukkan ke dalam amplop karakter dengan warna-warni yang cantik dan unik. Atau uang tersebut diberikan secara langsung dalam bentuk pecahan uang baru. Sehingga tak jarang sebelum lebaran, banyak orang beramai-ramai menukarkan uang mereka dengan uang pecahan baru. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *