Autoimun, Penyakit ‘Langka’ bisa Berakibat Fatal

InfoMalangRaya.com— Secara umum stres sering dikaitkan dengan penyakit mental, namun banyak yang tidak menyadari bahwa ada risiko penyakit yang lebih kronis yang berakibat fatal, yaitu serangan pada jaringan tubuh manusia yang dapat mengganggu fungsi organ penting tubuh, yaitu penyakit autoimun.  
Pakar kesehatan masyarakat Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Dr Hanafiah Bashirun mengatakan, penyakit autoimun jarang dibicarakan karena bukan penyakit populer dengan rasio satu dari sejuta orang di dunia akan mengidapnya.
Meski begitu, setiap individu mempunyai risiko tertular penyakit ini karena faktor emosi dan stres yang menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah autoimun selain faktor genetik, sehingga penyakit ini sulit diobati dan dikendalikan.
Masalah autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh manusia yang seharusnya melindungi tubuh dengan cara menyerang kuman-kuman yang ada di dalam tubuh, melakukan ‘pembelotan’ dengan menyerang jaringan-jaringan di dalam tubuh yang dapat mengenai seluruh bagian tubuh termasuk persendian, hati, paru-paru, ginjal,  otak, dan jantung selanjutnya memberikan risiko kematian.
“Pengobatan untuk menyembuhkan sangat tidak mungkin karena sistem pertahanan tubuh diproduksi oleh tubuh kita sendiri. Tidak ada cara untuk menghentikan produksi sistem imun yang menyerang tubuh kita selain pengobatan untuk mengurangi efek serangan tersebut hingga tingkat maksimal.”
“Selama ini masyarakat mungkin mengira dirinya berisiko terkena penyakit kronis karena faktor genetik saja, namun kondisi stres juga bisa memperburuk kondisi autoimun ketika sistem imun banyak sehingga banyak sistem imun yang menyerang bagian tubuh,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hanya ada dua metode pengobatan khusus untuk mengurangi serangan autoimun dalam tubuh, yakni asupan steroid dan pertukaran plasma yang merupakan salah satu komponen dalam darah orang lain.
Katanya, pasien autoimun perlu mengonsumsi steroid seumur hidup dengan durasi dan dosis yang dianjurkan para ahli.

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

“Tetapi penggunaan steroid secara terus-menerus mempunyai efek samping lain. Sehingga dokter spesialis yang merawat perlu mempertimbangkan penentuan jumlah steroid yang diminum, berapa lama dan dosis yang perlu dikurangi atau ditingkatkan nantinya.
Selain itu, dengan pengobatan pertukaran plasma, ketergantungan pasien terhadap steroid dapat dikurangi, namun tetap ada risiko karena takut tertular, ujarnya.
Ia menambahkan, pengobatan pertukaran plasma memerlukan pasokan plasma yang cukup karena perlu dilakukan secara rutin, tidak hanya sekali karena tubuh pasien akan selalu memproduksi sistem imunnya sendiri.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *