Pengambilalihan Aset Jalan Tol oleh PT Bakrie Toll Indonesia
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui anak usahanya, PT Bakrie Toll Indonesia (BTI), telah menyelesaikan pengambilalihan PT Cimanggis Cibitung Tollways pada Jumat, 28 November 2025. Transaksi ini dilakukan dengan nilai sebesar Rp 3,5 triliun. BTI berhasil mengakuisisi 90 persen saham PT Cimanggis Cibitung Tollways dari dua anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Waskita Toll Road.
Sekretaris Perusahaan BNBR, Christofer A. Uktolsela, menjelaskan bahwa transaksi ini dilakukan karena adanya peluang strategis. PT Cimanggis Cibitung Tollways merupakan pengelola ruas jalan tol Cimanggis-Cibitung yang memiliki panjang 26,1 kilometer dengan masa konsesi hingga Agustus 2061.
“Adanya peluang strategis bagi Perseroan untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan saham,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 28 November 2025.
Selain itu, Christofer menyampaikan bahwa pertimbangan utama dari transaksi ini adalah untuk memperkuat posisi BNBR di sektor infrastruktur nasional. Langkah ini sejalan dengan bisnis perseroan yang berfokus pada pengembangan infrastruktur dan manufaktur. “Sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang,” tambahnya.
Sebelum transaksi ini, emiten dari Grup Bakrie ini telah memiliki 10 persen saham. Oleh karena itu, Christofer menjelaskan bahwa kepemilikan 100 persen saham sekarang atas nama PT Cimanggis Cibitung Tollways akan dapat mengoptimalkan sinergi usaha, mengontrol operasional dan strategi atas aset jalan tol ini. “Serta mendorong kontribusi pendapatan yang berkelanjutan dan signifikan terhadap kinerja konsolidasian perseroan ke depan.”
Strategi Bisnis Jangka Panjang
Dalam rangka memperkuat posisi perusahaan, BNBR dan BTI terus berupaya untuk memperluas cakupan bisnisnya di sektor infrastruktur. Dengan pengambilalihan ini, mereka tidak hanya meningkatkan portofolio aset tetapi juga memastikan pengelolaan yang lebih efisien dan optimal. Hal ini menjadi langkah penting dalam menjawab tantangan pasar yang semakin dinamis.
Pengambilalihan ini juga memberikan peluang besar bagi BTI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jaringan layanan jalan tol. Dengan kontrol penuh atas aset tersebut, BTI dapat merancang strategi pengembangan yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta perkembangan ekonomi.
Fokus pada Inti Bisnis
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa aksi korporasi ini merupakan bagian dari restrukturisasi dan transformasi bisnis. Ermy menegaskan bahwa perseroan akan fokus pada inti bisnisnya, yaitu sebagai kontraktor murni. “Dana hasil divestasi akan menambah likuiditas sekaligus arus kas bagi operasional perusahaan dan menunjukkan komitmen Perseroan untuk menyelesaikan kewajiban kepada kreditur,” ujarnya.
Dengan fokus pada bisnis inti, Waskita Karya berharap dapat meningkatkan kinerja keuangan dan stabilitas operasional. Selain itu, proses divestasi ini juga menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompetitif.
Keuntungan Bersama
Kedua belah pihak sepakat bahwa pengambilalihan ini akan memberikan manfaat yang saling menguntungkan. BNBR dan BTI mendapatkan aset yang stabil dan potensi pertumbuhan jangka panjang, sementara Waskita Karya dapat fokus pada bisnis intinya dan meningkatkan likuiditas perusahaan.
Dengan demikian, transaksi ini menjadi contoh keberhasilan kerja sama antar perusahaan dalam menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan. Ini juga menunjukkan komitmen kuat dari kedua pihak untuk terus berkembang dan berkontribusi positif terhadap industri infrastruktur di Indonesia.







