Konser Musik ‘Ruang Bermusik 2025’ Di Tasikmalaya Disengketakan
Konser musik bertajuk ‘Ruang Bermusik 2025’ yang akan digelar di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya, Jawa Barat, pada akhir pekan tanggal 19-20 Juli 2025, kini menjadi sorotan publik. Acara ini rencananya akan menampilkan sejumlah grup musik ternama seperti Hindia, Nadin Amizah, Maliq & D’Essentials, Whisnu Santika, Lomba Sihir, Adnan Veron x HBRP, Feast, dan Perunggu.
Namun, konser ini mendapat penolakan dari sejumlah elemen masyarakat setempat. Salah satu band yang menjadi perhatian adalah Hindia, yang disebut-sebut tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam. Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam mengkritik tampilnya band tersebut karena dinilai membawa simbol-simbol yang dianggap tidak sejalan dengan ajaran agama.
Menurut Ustaz Hilmi Afwan, Ketua Al Mumtaz Kota Tasikmalaya, pihaknya melihat adanya indikasi keberadaan simbol-simbol yang bersifat satanik dalam tampilan atau pemahaman Hindia. “Band ini memiliki ciri-ciri yang nyerempet norma-norma yang melanggar syariat, seperti simbol dajal dan baphomet,” ujarnya.
Tantangan Pemerintah Daerah
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, menyampaikan bahwa pihaknya berharap ada solusi yang bisa diterima oleh semua pihak terkait. Ia menekankan bahwa keputusan harus diambil berdasarkan aturan yang berlaku, bukan sekadar kepentingan pribadi.
Diky Chandra menegaskan bahwa penyelenggara acara (event organizer/EO) telah menjalankan prosedur sesuai kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Menurutnya, EO tidak memiliki niat buruk dalam menyelenggarakan konser tersebut.
“Kami yakin teman-teman EO tidak memiliki maksud jahat. Mereka sudah pernah melakukan hal serupa sebelumnya,” kata Diky Chandra saat menghadiri sebuah kegiatan di Leuwidahu, Kecamatan Indihiang.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga citra kota sambil tetap memberi ruang bagi kreativitas tanpa melanggar norma. “Ini menjadi tantangan besar. Di satu sisi kita harus melindungi image kota, sementara di sisi lain kita harus mematuhi aturan yang sudah disepakati,” tambahnya.
Harapan Terbaik untuk Solusi
Diky Chandra berharap hasil rapat yang melibatkan ormas dan Forkopimda Kota Tasikmalaya dapat menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan. Rapat tersebut akan dilakukan pada Selasa, 15 Juli 2025.
“Saya berharap ada keputusan yang win-win solution, mudah-mudahan itu yang terbaik dan bisa menjadi pelajaran untuk kejadian selanjutnya,” ujarnya.
Selain itu, ia mengajak semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin dan meningkatkan pola komunikasi ke depan. Dengan pendekatan yang lebih bijaksana, diharapkan konflik seperti ini tidak terulang lagi.