MATA BANDUNG – Kota Bandung kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata kuliner paling diminati di Indonesia. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mencatat, jumlah kunjungan wisatawan sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai lebih dari 6,5 juta orang, terdiri dari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, menyebut pencapaian ini menjadi sinyal positif dalam upaya mencapai target tahunan 8,7 juta wisatawan pada 2025.
“Hingga Agustus 2025 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung telah menembus 6,5 juta orang, meningkat signifikan dari capaian semester I yang tercatat sebanyak 3,53 juta kunjungan,” kata Adi di Bandung, Senin (13/10/2025).
Kuliner, Magnet Utama Wisata Bandung
Dari hasil kajian Disbudpar, tren wisata di Kota Bandung masih didominasi oleh sektor kuliner. Sekitar 60 persen wisatawan datang untuk mencicipi beragam kuliner khas Bandung, sementara sisanya tertarik pada wisata belanja, fesyen, dan heritage.
“Kuliner menjadi magnet utama wisata Bandung. Sisanya ada wisata belanja, fesyen, dan heritage. Bandung memang dikenal punya daya cipta kuliner yang khas dan selalu baru,” ujarnya.
Fakta ini menunjukkan bahwa kuliner telah menjadi identitas utama pariwisata Kota Bandung. Mulai dari jajanan legendaris seperti batagor, seblak, dan surabi, hingga tren kuliner kekinian yang digerakkan generasi muda kreatif, semuanya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.
Menurut Adi, pola wisata seperti ini sejalan dengan karakter wisatawan modern yang lebih tertarik pada pengalaman otentik dan lokal dibandingkan sekadar kunjungan ke destinasi wisata konvensional.
“Wisatawan saat ini mencari pengalaman, bukan hanya tempat. Makan di Bandung bukan soal kenyang, tapi soal rasa, suasana, dan cerita di balik setiap hidangan,” jelasnya.
Pemkot Dorong Bandung Jadi Kota Kuliner Kreatif
Untuk memperkuat posisi Bandung sebagai Kota Kuliner Kreatif, Pemkot Bandung terus mendorong kolaborasi dengan pelaku usaha kuliner, UMKM, hingga industri kreatif lokal.
“Kami mendorong pelaku usaha kuliner agar memperkuat citra Bandung sebagai kota kuliner kreatif,” tegas Adi.
Program pembinaan, festival kuliner, hingga promosi digital menjadi fokus utama Disbudpar agar para pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan pasarnya.
Selain itu, dukungan infrastruktur seperti penataan sentra kuliner di kawasan wisata juga dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Destinasi Favorit Wisatawan di Bandung
Meski kuliner mendominasi, Bandung tetap menawarkan berbagai destinasi wisata unggulan yang tak pernah sepi pengunjung. Beberapa di antaranya adalah Kawasan Kota Tua Bandung, Masjid Raya Al Jabbar, Museum Geologi, Saung Angklung Udjo, Taman Lalu Lintas, dan Kiara Artha Park.
“Pola kunjungan wisatawan kini makin merata. Tak hanya pusat kota, tetapi juga ke destinasi-destinasi di pinggiran yang menawarkan suasana baru,” kata Adi.
Fenomena ini menunjukkan bahwa wisata Bandung kini tidak lagi terpusat di kawasan Braga atau Dago saja, melainkan juga menyebar ke daerah seperti Lembang, Bojongsoang, dan kawasan timur kota yang mulai berkembang dengan destinasi baru.
Berdasarkan data Disbudpar, wisatawan domestik masih menjadi mayoritas pengunjung Kota Bandung, sementara wisatawan asing baru berkontribusi sebagian kecil dari total kunjungan.
“Memang masih jauh perbandingannya. Wisatawan Nusantara jauh lebih banyak daripada wisatawan mancanegara,” jelas Adi.
Namun, pemerintah tetap optimistis dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing melalui promosi digital dan sinergi dengan Kementerian Pariwisata serta pelaku industri perhotelan dan transportasi.
Dengan promosi yang tepat dan pengalaman wisata yang berkesan, Bandung diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand — negara yang selama ini menjadi pasar potensial wisata Indonesia.
Lebih dari sekadar tujuan wisata, Bandung kini diposisikan sebagai “city of experience” — kota yang menawarkan sensasi lengkap antara kuliner, budaya, dan gaya hidup.
Kombinasi antara rasa, kreativitas, dan suasana hangat warga Bandung membuat siapa pun betah berlama-lama di kota ini.
Dari pagi hingga malam, Bandung hidup dengan ritme yang khas:
warung kopi di sudut jalan, aroma makanan dari food street, dan komunitas kreatif yang menghidupkan ruang publik. Semua ini menjadikan Bandung bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga ekosistem budaya yang terus berkembang.
Arah Baru Pariwisata Bandung 2025
Dengan capaian 6,5 juta kunjungan hanya dalam delapan bulan pertama 2025, Bandung optimis menembus target 8,7 juta wisatawan pada akhir tahun.
Kunci keberhasilannya ada pada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat yang terus berinovasi menjaga citra Bandung sebagai kota ramah wisatawan.
Pariwisata Bandung kini tidak hanya bicara angka, tetapi juga pengalaman, nilai, dan keberlanjutan.
Setiap suapan kuliner, setiap langkah di jalan Braga, hingga setiap obrolan hangat di warung kopi — semuanya menjadi bagian dari cerita besar Bandung sebagai kota yang hidup dari kreativitas warganya.***