Banjir Parigi Moutong Akibat Hujan Deras
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada malam Minggu (14/9) berubah menjadi bencana setelah dua desa, yaitu Pelawa Baru dan Matolele, terkena banjir. Air sungai yang meluap tiba-tiba sekitar pukul 23.30 WITA merendam permukiman warga. Di Desa Matolele, aliran air yang deras bahkan menyebabkan jembatan vital di wilayah tersebut putus total.
Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, hingga dini hari Senin (15/9), jumlah warga terdampak dan pengungsi masih dalam proses pendataan. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, menjelaskan bahwa tim reaksi cepat sedang bertindak untuk melakukan evaluasi serta mengevakuasi warga.
Banjir yang terjadi kali ini menunjukkan kelemahan infrastruktur di kawasan pesisir tengah Sulawesi. Jembatan yang rusak di Matolele bukan hanya sebagai jalur penghubung antar-desa, tetapi juga menjadi urat nadi perekonomian masyarakat setempat. Saat ini, warga menghadapi ancaman isolasi akibat gangguan akses distribusi pangan dan kebutuhan dasar lainnya.
Sementara itu, curah hujan ekstrem yang memicu banjir diperkirakan masih akan berlanjut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bagi pemerintah daerah maupun masyarakat. Seorang pejabat Pusdalops BPBD Parigi Moutong menyampaikan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan cuaca dan melakukan koordinasi intensif bersama BNPB serta pemerintah provinsi.
Di balik laporan teknis yang disusun dengan cepat, terdapat kepanikan warga yang harus meninggalkan rumah mereka di tengah malam. Video amatir menunjukkan air bah yang mengalir deras melalui jalan desa, membawa lumpur, kayu, bahkan material bangunan. Seorang warga menggambarkan situasi tersebut sebagai “gelombang kecil yang datang dari dalam hutan.”
Meskipun aparat bergerak cepat, kebutuhan mendesak masih dalam tahap identifikasi. Pengungsi membutuhkan tempat tinggal sementara, makanan, air bersih, serta layanan medis. Seorang tokoh masyarakat setempat menyampaikan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan segera, terutama karena jembatan sudah tidak bisa digunakan.
Banjir di Parigi Moutong menjadi pengingat bahwa bencana hidrometeorologi di Sulawesi Tengah sering terjadi, dengan dampak serius pada kehidupan warga. Saat tim penyelamat berpacu dengan waktu, perhatian kini tertuju pada bagaimana pemerintah dapat memperkuat mitigasi sekaligus memberikan bantuan darurat yang cepat bagi masyarakat yang paling rentan.