Surabaya (IMR) – Banjir rob setinggi 50 centimeter kembali merendam wilayah pesisir utara Surabaya, tepatnya di Jalan Kalianak, Kecamatan Morokrembangan, pada Kamis (26/6/2025). Air laut yang meluap membanjiri permukiman warga di Kalianak Timur Gang Belakang serta ruas jalan utama, mengakibatkan kemacetan akibat kendaraan yang melambat.
Sejumlah rumah warga terdampak banjir rob yang disebut-sebut datang tanpa bisa diprediksi. Asbiansyah, salah satu warga yang tinggal di Kalianak Timur Gang Belakang, mengatakan bahwa banjir ini bisa datang hingga tiga kali dalam sebulan.
“Satu tahun belakangan sering datangnya. Satu bulan bisa sampai tiga kali (banjir rob). Ini datangnya dari air laut dan yang kena imbasnya dari wilayah Kenjeran, Kalimas sampai ke Kalianak ini,” ujar Asbiansyah, Kamis (26/6/2025).
Ia juga menambahkan bahwa banjir rob di wilayahnya diperparah oleh luberan air dari sungai yang bermuara di dekat perkampungan. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada kerusakan rumah warga dan kendaraan.
“Mungkin nanti ada pembenahan dari pemerintah, pengerukan, karena (air banjir rob) ini merusak. Air laut ini uapnya itu merusak tembok, dan airnya kalau kena kendaraan jadi membekas. Kalau tidak cepat dicuci, bisa rusak semua barang yang kena,” jelasnya.
Fenomena banjir rob ini diperkirakan masih akan terus terjadi hingga akhir Juni. Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Sutarno, menjelaskan bahwa kondisi tersebut merupakan dampak dari fase bulan baru (new moon) yang memicu pasang maksimum air laut.
“Banjir rob yang terjadi ini biasanya diperhadapkan oleh adanya gravitasi bulan yang terjadi di awal bulan, dan fase bulan purnama. Banjir rob ini diperkirakan terjadi mulai tanggal 23 Juni hingga 28 Juni nanti,” terang Sutarno.
Warga berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah terkait banjir rob yang kian sering melanda, termasuk upaya teknis seperti normalisasi sungai dan peninggian tanggul untuk mencegah air laut masuk ke permukiman. [ram/beq]