InfoMalangRaya –
Bansos Pangan Digulirkan, Cek Daftar Penerima secara Online
Bansos pangan dari pemerintah senilai Rp8,2 triliun mulai digulirkan kepada masyarakat tak mampu per 30 Maret 2023.
Pemerintah mulai menggulirkan paket bantuan sosial (bansos) tambahan berupa beras, telur, dan daging ayam pada Maret hingga Mei 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, program penyaluran bansos tersebut untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri.
Anggaran negara pada tahun ini memang diarahkan untuk pemulihan ekonomi nasional pasca-Covid-19. Program bansos pangan ini dikhususkan untuk kelompok masyarakat tak mampu dan rentan maupun balita dan anak yang berisiko stunting atau tengkes.
Total anggaran yang disiapkan negara untuk bansos pangan ini sebesar Rp7,8 triliun untuk penyediaan beras dan Rp462 miliar untuk telur dan daging ayam. Perum Bulog yang akan menyediakan beras untuk bansos pangan ini. Sedikitnya BUMN pangan tersebut harus menyiapkan 210 ribu ton beras setiap bulannya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menerangkan, mereka ditugaskan menyiapkan stok beras untuk bantuan sosial melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP). “Melalui program itu, bansos akan diberikan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM),” ujar Kepala Bapanas, Senin (27/3/2023).
Adapun untuk pembagian daging ayam dan telur gratis, akan diberikan kepada keluarga dengan balita atau anak yang berpotensi mengalami stunting atau tengkes. Pemerintah memperkirakan pembagian daging ayam dan telur gratis disalurkan untuk 1,4 juta keluarga berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Paket daging ayam dan telur gratis ini disalurkan oleh Id Food.
Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, bantuan sosial pangan tersebut direncanakan mulai disalurkan 30 Maret 2023. Paket bantuan tersebut akan dikirimkan langsung ke masyarakat penerima bansos.
Adapun jumlah volume yang diberikan per bulan per keluarga penerima manfaat adalah 10 kilogram beras. Kemudian, daging ayam 1 kilogram, dan telur ayam 1 pak.
Bulog menggandeng PT Pos Indonesia untuk menyalurkan paket bantuan tersebut. PT Pos Indonesia mengaku siap menyalurkan bansos pangan dari pemerintah ke rumah para keluarga penerima manfaat selama bulan Ramadan.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana menyatakan, pihaknya telah berpengalaman lantaran kerap digandeng pemerintah menyalurkan bantuan. Mulai dari bantuan dalam program BLT BBM, bansos pangan nontunai (BPNT), bantuan sosial tunai (BST), program keluarga harapan (PKH), dan bantuan subsidi upah (BSU).
PT Pos Indonesia memiliki 4.300 kantor pos yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk ke daerah terpencil dan terluar. Pihaknya juga melengkapi data penyaluran bansos by name and by address berupa foto penerima, lokasi rumah penerima, serta kesiapan dashboard untuk memantau pendistribusian yang bisa diakses pemberi mandat secara realtime.
Sementara itu, masyarakat dapat mengecek data penerima manfaat bantuan sosial (bansos) melalui laman resmi cekbansos.kemensos.go.id. Langkah dan alur pengecekan sebagai berikut:
- Buka laman website https://cekbansos.kemensos.go.id/;
- Ketika sudah berada laman cekbansos.kemensos.go.id, maka masukan wilayah penerima manfaat berupa; provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Mengisi data wilayah penerima manfaat;
- Masukan nama penerima manfaat harus sesuai dengan data yang tertera di e-KTP atau Dukcapil;
- Ketik huruf kode chapta;
- Setelah itu tinggal klik ‘Cari Data’;
- Selanjutnya sistem Cek Bansos Kemensos akan mencari Nama Penerima Manfaat jika data tersebut terdaftar sebagai penerima bansos.
Pemerintah menegaskan, bansos pangan hanya diberikan kepada empat golongan keluarga penerima manfaat (KPM) yang berasal Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos.
Empat golongan penerima bansos pangan itu adalah KPM program keluarga harapan PKH, KPM bantuan pangan nontunai BPNT, KPM penerima PKH plus BPNT, dan KPM balita atau anak yang berisiko stunting yang datanya bersumber dari BKKBN.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari