Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas, Banyuwangi Perkuat Sistem Pencegahan Stroke
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat dengan fokus pada penanganan penyakit stroke. Dalam dua tahun terakhir, jumlah kasus stroke di daerah ini mengalami lonjakan signifikan, sehingga memicu kebutuhan akan layanan kesehatan yang lebih komprehensif dan efektif.
Dalam acara Edukasi Stroke yang diselenggarakan pada 16 November 2025, pemerintah daerah menegaskan bahwa upaya pencegahan dan penanganan stroke menjadi prioritas utama. Bupati Banyuwangi menyampaikan bahwa tren peningkatan kasus stroke harus segera direspons dengan langkah-langkah yang cepat dan terukur. Ia menekankan pentingnya membangun sistem layanan yang terencana serta memanfaatkan inovasi teknologi medis agar masyarakat dapat memperoleh pertolongan medis secara tepat waktu.
Menurut Bupati, keberhasilan dalam menekan risiko kematian akibat stroke adalah hasil dari kerja sama yang kuat antara berbagai unsur masyarakat, bukan hanya sektor kesehatan saja. Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, hingga para kepala perangkat daerah turut hadir dalam acara tersebut, menunjukkan bahwa penanganan stroke bukan hanya isu medis, tetapi juga tantangan strategis dalam pembangunan daerah.
Data yang Mengkhawatirkan
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menjelaskan bahwa jumlah kasus stroke di daerahnya meningkat tajam dari 1.988 kasus pada tahun 2024 menjadi 3.663 kasus pada tahun 2025. Lonjakan hampir dua kali lipat ini dianggap sebagai peringatan keras akan gaya hidup masyarakat serta meningkatnya penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan metabolik.
Secara global, data menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi sekitar 13,7 juta kejadian stroke, di mana 5,5 juta di antaranya berujung pada kematian. Di tingkat nasional, Indonesia mencatat prevalensi stroke sebesar 8,3 per 1.000 penduduk, atau sekitar 2,9 juta kasus baru setiap tahun. Data Survei Kesehatan Nasional 2023 juga menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Jawa Timur mencapai 9 per mil untuk penduduk usia 15 tahun ke atas.
Dengan populasi Banyuwangi sebanyak 1,7 juta jiwa, setidaknya ada 10.800 warga yang diperkirakan berisiko mengalami stroke tiap tahun.
Inovasi Layanan Stroke di RSUD Blambangan
Dalam kesempatan tersebut, RSUD Blambangan memaparkan inovasi layanan stroke yang terus dikembangkan. Salah satu terobosan utama mereka adalah sistem I-CARE, sebuah mekanisme rujukan cepat yang memastikan pasien stroke dapat ditangani dalam Golden Period. Dengan sistem ini, peluang keberhasilan terapi meningkat drastis karena pasien memperoleh pertolongan sebelum terjadi kerusakan permanen pada otak.
Selain itu, RSUD Blambangan mengoperasikan layanan CODE STROKE yang memastikan standar penanganan darurat tertinggi bagi pasien yang datang tepat waktu. Dengan dukungan CT-Scan 128 slice, proses diagnosis menjadi jauh lebih cepat dan akurat. Pasien yang memenuhi syarat klinis juga mendapatkan terapi trombolisis (r-TPA) untuk membuka sumbatan pembuluh darah secara efektif.
Berbagai inovasi tersebut mengantarkan RSUD Blambangan meraih penghargaan internasional Angels Initiative – Diamond Award dari Jerman, sebuah pengakuan terhadap mutu pelayanan stroke berstandar global.
Layanan Neurointervensi yang Mendukung Pemulihan
Layanan unggulan lainnya adalah pembentukan tim BENV I (Blambangan Neurovascular & Neurointervensi), yang terdiri dari tiga dokter spesialis dengan kompetensi tinggi dalam kateterisasi otak. Kehadiran layanan neurointervensi ini tidak hanya meningkatkan peluang pemulihan pasien stroke berat, tetapi juga menjadikan Banyuwangi sebagai salah satu pionir layanan stroke modern di Jawa Timur.
Menyusun Ekosistem Kesehatan yang Lebih Kuat
Keseluruhan upaya tersebut menunjukkan bahwa Banyuwangi tengah membangun ekosistem kesehatan yang lebih kuat, mulai dari edukasi masyarakat, kesiapsiagaan tenaga medis, modernisasi peralatan, hingga inovasi rujukan cepat. Pemerintah daerah berharap berbagai langkah ini akan menekan angka kematian sekaligus meningkatkan kualitas hidup ribuan warga yang berisiko terkena stroke.







