Baru 7 Menit Main, Bek Muda Inter Yakin Jadi yang Terbaik di Dunia

OLAHRAGA210 Dilihat

InfoMalangRaya, Indonesia – Yann Bisseck, bek muda Inter Milan, punya ambisi besar dan keyakinan tinggi. Dia terang-terangan mematok target jadi salah satu bek terbaik dunia dalam waktu 5 tahun ke depan sesuai kontraknya dengan I Nerazzurri.

Bisseck didatangkan dari klub Denmark, Aarhus GF, pada awal musim ini dengan dana 7 juta euro. Itu lebih tinggi dari valuasinya menurut Transfermarkt yang hanya 5 juta euro. Namun, hingga 7 giornata berlalu, dia baru diberi kesempatan tampil 7 menit saat melawan Monza oleh allenatore Simone Inzaghi.

Toh, hal itu tak lantas membuat bek bertingi 196 cm tersebut minder dan ciut. Dia tetap percaya diri. Menurut dia, langkah berat pada awal keberadaan di Inter adalah hal wajar dan tak perlu dibesar-besarkan.

Getty Images

“Pada fase awal, aku harus bersabar, bekerja keras agar menyatu dengan tim, dan terus belajar. Lagi pula, aku adalah salah satu pemain termuda di skuad saat ini,” urai Yann Bisscek kepada Geissblog seperti dikutip InfoMalangRaya dari Tuttomercatoweb.

Dia menambahkan, “Namun, dalam lima tahun, rencanaku adalah menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Aku dikenal karena potensiku dan aku yakin ini tempat terbaik untuk mengembangkannya meskipun mungkin akan butuh waktu.”

Yann Bisseck Terkejut Dipinang Inter

Perekrutan Yann Bisscek oleh Inter Milan pada bursa transfer musim panas lalu termasuk kejutan besar. Bukan hanya bagi para pencinta sepak bola, melainkan juga ternyata untuk sang pemain sendiri. Bisseck mengaku sangat kaget oleh hal tersebut.

“Apakah aku mewujudkan mimpi? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Namun, saat main di Denmark dan nama Inter muncul untuk kali pertama, aku agak tak percaya,” ucap pemain timnas U-21 Jerman itu.

X @inter_en

Kini, fokus Bisseck adalah beradaptasi sebaik mungkin dengan lingkungan baru di Inter dan sepak bola Italia. Adapun prioritasnya adalah mempelajari bahasa Italia yang jadi bahasa sehari-hari di squad I Nerazzurri.

“Sekarang ini, aku sudah mulai menetap dan punya apartemen sendiri. Aku masih belum belajar bahasa Italia, tapi secara umum paham karena aku mampu berbahasa Prancis. Begitu belajar bahasa, aku akan merasa benar-benar di rumah sendiri,” kata Bisseck lagi.

Selain bahasa, ada hal lain yang jadi kendala terbesar pemain kelahiran Koeln pada 29 November 2000 itu. Kendala tersebut adalah penurunan status menjadi back up. “Jujur saja, aku tak terbiasa. Di klub-klub sebelumnya, aku selalu yakin akan dimainkan,” ujar dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *