Bazaar Takjil di MIS Darul Yaqin Kalipare: Ajang Pelestarian Jajanan Tradisional dan Pembelajaran Kewirausahaan

PEMKAB MALANG11269 Dilihat

Kabupaten Malang – Puluhan warga memadati area Bazaar Takjil yang diselenggarakan oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul Yaqin, Desa Putukrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, pada Jumat (21/3/2025) sore.

Bazaar ini berbeda dari kebanyakan pasar takjil lainnya karena hanya menjual jajanan tradisional khas daerah. Berbagai kudapan lawas seperti cenil, jemblem berbahan singkong, tahu brontak, es cincau, dan dawet justru menjadi primadona di antara para pembeli.

Mengusung tema “Menjalin Kebersamaan, Berbagi Kebahagiaan,” bazaar ini melibatkan 148 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Para siswa tampak antusias dan bersemangat melayani pembeli, meskipun sesekali mereka kewalahan menghadapi banyaknya peminat.

Pelatihan Kewirausahaan Sejak Dini

Salah satu peserta, Aufa, siswi kelas V, mengaku senang karena dagangannya laris terjual. “Alhamdulillah, roti cokelat buatan sendiri laku. Saya membuatnya sejak siang dibantu orang tua. Selain roti, ada juga martabak, cenil, dan sewel,” ujarnya sambil menggenggam beberapa lembar uang hasil jualan.

Terdapat 17 lapak yang menyajikan aneka hidangan berbuka puasa. Selain jajanan tradisional, pengunjung juga bisa menemukan berbagai minuman segar seperti es campur dan telur gulung.

Menurut salah satu pengasuh yayasan, bazaar ini bertujuan untuk melestarikan jajanan tradisional di tengah maraknya makanan cepat saji. “Saat ini, makanan modern semakin mendominasi. Oleh karena itu, kami berupaya memperkenalkan kembali sajian khas daerah yang lebih sehat, tanpa bahan pengawet dan bahan kimia,” jelasnya.

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

Kepala madrasah, Winarti, menjelaskan bahwa kegiatan bazaar ini merupakan bagian dari implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka Belajar.

“Kebetulan tema P5 kali ini adalah kewirausahaan. Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada siswa, sehingga kelak mereka bisa membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.

Winarti menambahkan bahwa P5 menanamkan enam karakter utama, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, kreatif, bernalar kritis, mandiri, bergotong-royong, dan berwawasan kebinekaan global.

Sebelumnya, sistem pendidikan di Indonesia menerapkan Kurikulum 2013 (K13) dengan tiga model pembelajaran utama, yaitu berbasis proyek (project-based learning), berbasis masalah (problem-based learning), dan berbasis penemuan (discovery learning).

“Gelaran Bazaar Takjil ini melibatkan seluruh siswa serta kolaborasi antara guru dan wali murid. Tanpa dukungan orang tua, kegiatan ini tidak akan sukses,” pungkas Winarti.

Penulis: Rohman
Editor: Rudi Harianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *