Bazar Murah di Alun-alun Regol Membawa Kebahagiaan bagi Warga Bandung
Pada hari Rabu, 20 Agustus 2025, Alun-alun Regol menunjukkan kehidupan yang berbeda. Sejak pagi hari, ratusan warga telah datang dengan membawa tas belanja besar dan wajah penuh antusias. Di sepanjang lapak-lapak sederhana yang berjejer rapi, kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, daging sapi, serta berbagai produk UMKM ditawarkan dengan harga yang lebih murah dibandingkan pasar biasanya.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, hadir di tengah-tengah keramaian ini. Ia terlihat berbaur bersama warga, sesekali menyapa pembeli dan memastikan bahwa harga yang ditawarkan benar-benar lebih terjangkau. Contohnya, beras dijual dengan harga antara Rp25.000 hingga Rp26.000 per kilogram, sedangkan di pasar biasanya bisa mencapai Rp29.000. Daging sapi juga dijual lebih murah, yaitu sekitar Rp80 ribu per kilogram, jauh lebih murah dari harga biasanya.
“Alhamdulillah, pengunjung sangat ramai. Ini menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan bazar seperti ini,” ujar Erwin sambil memantau antrean panjang di depan stand beras.
Harga Terjangkau, Warga Lega
Di tengah kerumunan tersebut, Ibu Yati, warga Pasirluyu, tampak bahagia setelah membawa dua kantong beras. “Kalau di pasar, harganya lebih mahal. Di sini lumayan bisa hemat,” katanya. Ekspresi puas serupa terlihat di wajah warga lainnya. Bagi mereka, bazar bukan hanya sekadar tempat belanja, tetapi juga bentuk kehadiran pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.
Erwin menekankan bahwa bazar murah ini tidak hanya tentang harga, tetapi juga upaya untuk menahan inflasi dan menyeimbangkan pasar. Dengan adanya bazar, pedagang di luar tidak dapat sembarangan menimbun atau menaikkan harga sesuka hati.
Panggung untuk UMKM
Selain itu, yang tidak kalah menarik dari bazar ini adalah kehadiran para pelaku UMKM. Berbagai produk seperti kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga produk kreatif dapat ditemukan di sini. Bagi UMKM, bazar ini bukan hanya kesempatan bertransaksi, tetapi juga peluang untuk memperluas pasar.
“Potensi UMKM di setiap kecamatan sangat besar. Kami ingin mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang,” kata Erwin.
Ia menambahkan bahwa Pemkot Bandung sedang merancang pusat bisnis dan kuliner di 30 kecamatan. Tiga di antaranya akan segera diluncurkan bulan ini. Harapan dari proyek ini adalah ribuan UMKM dapat tumbuh, membuka lapangan kerja, dan mengurangi angka pengangguran yang masih mencapai 7,4 persen.
Ekonomi yang Lebih Kuat
Bagi sebagian orang, bazar mungkin hanya kegiatan singkat. Namun, jika dilihat lebih dalam, inilah bentuk kolaborasi antara pemerintah, warga, dan pelaku usaha kecil. Warga terbantu dengan harga murah, UMKM mendapat ruang untuk berkembang, dan ekonomi lokal perlahan bergerak lebih kuat.
Di Regol sore itu, suasana hangat terasa. Bukan hanya dari hiruk-pikuk jual beli, tetapi juga dari rasa kebersamaan bahwa krisis bisa dihadapi jika saling mendukung. Meskipun bazar murah hanya berlangsung dalam satu hari, dampaknya bisa terasa lebih lama—di dapur rumah tangga warga maupun dalam keberanian UMKM untuk terus berkembang.