Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Tesla Robotaxi secara tak terduga melaju ke mobil yang diparkir

    6 Juli 2025

    IMR – Gadget Disimpan, Tenda Didirikan: Keluarga Ini Pilih Hutan Bukan Mall

    6 Juli 2025

    Clossing Ceremony Porprov Jatim 2025 Berlangsung Meriah

    6 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Tesla Robotaxi secara tak terduga melaju ke mobil yang diparkir
    • IMR – Gadget Disimpan, Tenda Didirikan: Keluarga Ini Pilih Hutan Bukan Mall
    • Clossing Ceremony Porprov Jatim 2025 Berlangsung Meriah
    • Marselino Ferdinan Harus Dapat Menit Bermain Musim Depan!
    • Mengambil robot vakum robot roomba ini dan pelayaran sementara itu diskon hampir 50 persen
    • Gaya Hidup Childfree Dinilai Mendorong Bahaya Kanker Ovarium
    • IMR – Dorong Kedaulatan Pangan Babinsa Mulyorejo Panen Padi Bersama Petani
    • Wapres Gibran Temui Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Banyuwangi, Serahkan Santunan dan Tinjau Upaya Pencarian
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Belajar Waras dari “Si Gila” Bahlul
    INTERNASIONAL

    Belajar Waras dari “Si Gila” Bahlul

    By admin26 September 2023
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Bahlul asal sebutan istilah bahlul 1

    Bahlul adalah tokoh yang hidup di era Khalifah Harun Al-Rasyid, ia lebih waras dari orang yang mengaku waras, tetapi tergila-gila dunia hingga lupa akhirat
    InfoMalangRaya.com  | “ENTE BAHLUL!!” kata seseorang kepada kawannya. Dalam keseharian, mungkin sering kita mendengar umpatan tersebut.
    Ya, banyak orang menggunakan kata “bahlul” untuk mencela orang yang dianggap bodoh, dungu atau gila.
    Sebetulnya “bahlul” berasal dari panggilan seseorang yang dipandang sufi yang unik. Ia hidup pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid di Baghdad.
    Bahkan menurut sebagian riwayat, ia termasuk kerabat Khalifah. Bahlul adalah seorang sufi yang tawadhu’ dan zuhud. Kata-kata dan perilakunya yang terkesan aneh banyak membuat orang terkesima.
    Caranya merenung dan berpikir sering di luar nalar. Ia acap bisa bicara sendiri, ketawa sendiri atau menangis sendiri dalam perenungannya.
    Ia biasa berpakaian kotor, kumal seperti orang gila. Itulah sebabnya ia sering dipanggil “al-majnun” (si gila).
    Jelas, Bahlul bukan tokoh fiktif. Nama aslinya Abu Wahb Amr as-Shairafi al-Kufi.
    Ia lahir di Kufah, Iraq. Ia menjalani kehidupan sebagai sufi eksentrik sehingga digelari “bahlul”.
    Ia wafat tahun 197 H atau 190 H dalam sebagian riwayat. Biografi Bahlul dapat dilacak di  sejumlah sumber literatur Arab. Antara lain: Al-Bayan wa at-Tabyin (karya Al-Jahiz), Ar-Rijal (karya Ath-Thusi), Lisan al-Mizan (karya Ibnu Hajar Asqalani), Al-A’lam (karya Az-Zirkili), juga dalam ‘Uqala al-Majanin (karya An-Naisaburi).
    Sejumlah karya berbentuk kasidah dinisbatkan kepada Bahlul  antara lain: Al-Qashidah al-Bahluliyyah, Qashidah Ibn Arus dan Al-Qashidah al-Fiyasyiyyah.
    Alhasil, Bahlul bukan termasuk sosok biasa. Anekdot-anekdotnya mengandung pelajaran berharga ditinjau dari aspek pendidikan akhlak. Juga aspek sosial-politik pada masanya.
    Bahlul lebih suka hidup bebas, berkeliaran, dan tinggal di gubuk. Ia sering juga singgah di pekuburan.
    Pada mulanya, Bahlul termasuk orang cerdas. Akan tetapi, ia konon mengalami gangguan jiwa, semacam schizophrenia.
    Namun demikian, ia bukan hanya mampu menyairkan aforisme yang sarat hikmah yang amat dalam, tetapi juga petuah-petuah bijak yang kadang membuat banyak orang tertegun.
    Cacian dan hinaan yang menyakitkan menjadi makanan kesehariannya. Sebutan “Bahlul al-Majnun” sering dilontarkan kepada dia untuk menertawakan dan mempermainkan dirinya.
    Akibatnya, ia sering menyendiri di tempat sepi atau kuburan. Ada kisah menarik tentang Bahlul dalam kitab berjudul ‘Uqala al-Majanin karya Abu al-Qasim an-Naisaburi.
    Dalam kitab tersebut dinukil kisah penuturan Muhammad bin Ismail bin Abi Fadik.
    Dikisahkan: Aku mendengar suatu hari Bahlul sedang di suatu pekuburan. Ia sedang duduk sembari kakinya mempermainkan butiran tanah di sana. “Sedang apa engkau?” Sapa Abu Fadik.
    “Aku berada di tengah-tengah kaum yang tidak pernah menyakiti aku. Saat aku tidak berada di antara mereka, mereka  pun tidak menggunjingku.” (An-Naisaburi, ‘Uqala al-Majanin, 1/24).
    Demikianlah, orang mati kadang lebih baik daripada orang yang hidup. Orang mati tak mungkin merugikan orang lain.
    Berbeda dengan orang yang hidup. Banyak orang yang hidup berlaku lalim terhadap orang lain.
    Abu Fadik lalu berkata, “Bahlul, saat ini orang-orang sedang resah karena harga barang-barang sedang naik. Tidakkah kamu berdoa kepada Allah agar harga-harga barang segera turun?”
    “Demi Allah. Aku tak peduli berapa pun harga barang-barang naik. Sungguh Allah telah menuntut kita untuk beribadah kepada-Nya sebagaimana yang Dia perintahkan kepada kita. Sungguh Allah pun pasti memberi kita rejeki sebagaimana yang telah Dia janjikan kepada kita,” jawab Bahlul (Ibnu Hamdun, At-Tadzkirah al-Hamduniyyah, 1/320).
    Lalu Bahlul pun pergi sambil bersyair:

    Wahai yang menikmati dunia dan hiasannya,
    Kedua matanya tak pernah terlelap dari ragam nikmatnya,
    Kau habiskan usia tuk perkara yang tak kau tahu,
    Apa yang akan kau katakan saat berjumpa dengan Tuhanmu?
    (An-Naisaburi, ‘Uqala al-Majanin, 1/24).
    ***
    Ada cerita menarik lainnya tentang Bahlul.
    Suatu hari, Bahlul datang ke Istana Khalifah Harun dan melihat bahwa singgasananya dalam keadaan kosong. Lalu tanpa ragu-ragu dan tanpa takut ia duduk di singgasana Khalifah.
    Tiba-tiba orang-orang dengan segera mencambuk dia dan menarik dirinya dari singgasana. Bahlul pun menangis. Khalifah  Harun ar-Rasyid datang.
    Khalifah mendekat dan bertanya mengapa Bahlul menangis. Seorang budak menceritakan kejadiannya.
    Khalifah Harun pun memarahi mereka dan mencoba untuk menghibur Bahlul. Bahlul berkata bahwa ia tidak menangisi keadaannya, tetapi ia justru menangisi keadaan Harun.
    Ia berkata, “Aku duduk di kursi Kekhalifahan hanya untuk sesaat saja. Lalu aku menerima pukulan dan menanggung kemalangan seperti tadi. Adapun engkau telah duduk di singgasana itu sekian selama! Alangkah banyak kesulitan yang mesti kau tanggung nanti. Namun, masih saja engkau tidak takut akan akibatnya.”
    Mendengar itu, Harun ar-Rasyid pun menangis. Dalam kisah lain diceritakan, suatu hari, seorang pejabat Istana mengejek Bahlul, “Khalifah telah mengangkat kamu menjadi amir (pemimpin) para anjing, ayam dan babi!”
    Dengan enteng Bahlul menjawab; “Baiklah. Berarti mulai sekarang, kamu jangan melanggar perintahku karena kamu telah menjadi bawahanku!”
    Semua orang tertawa mendengar kata-kata Bahlul. Pejabat itu pun merasa malu.
    Suatu waktu Bahlul keluar menuju kota (Baghdad). Di tengah perjalanan ia bertemu dengan anak-anak.
    Mereka melempari Bahlul sembari meneriakkan “Bahlul gila..Bahlul gila..!” Bahlul tak membalas kecuali dengan sebuah syair:

    “Cukuplah kupasrah pada-Mu, Tuhanku,
    Dari segala apa yang mereka lakukan padaku,
    Tak ada tempat pelarian yang abadi, kecuali menuju-Mu.” (An-Naisaburi, ‘Uqala al-Majanin, 1/24).
    ***
    Dalam riwayat lain diceritakan sebuah kisah Bahlul dengan Khalifah Harun ar-Rasyid.
    “Hai Bahlul, kapan kau sembuh dari gilamu? Tanya Khalifah Harun ar-Rasyid.
    Bahlul balik bertanya;  ”Aku atau engkau yang gila, wahai Harun?
    Khalifah menukas; “Engkau yang gila karena setiap hari duduk di atas kuburan.”
    Bahlul menjawab: “Aku yang waras. Engkau yang gila!”
    “Mengapa begitu?” kata Harun.
    Bahlul menjawab: “Ya, karena aku tahu istana (kekuasaan)-mu akan musnah. Lalu semua orang, termasuk engkau, pada akhirnya akan masuk ke kuburan ini.”
    “Oleh karena itu aku mempersiapkan diri untuk tinggal kekal di sini. Sebaliknya, engkau malah terus menyibukkan diri dengan membangun istanamu yang bakal punah!”
    Sebagian kisah terakhir ini antara lain dinukil oleh Abu Qasim an-Naisaburi dalam kitabnya, ‘Uqala al-Majanin.
    Demikianlah Bahlul. Sungguh ia bukan orang gila.
    Ia bahkan lebih waras daripada orang yang mengaku waras, tetapi tergila-gila oleh dunia hingga lupa akhirat.*/ Arief B. Iskandar, Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor

    Jumlah Pembaca: 220

    Bahlul Belajar dari gila Waras
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Gaya Hidup Childfree Dinilai Mendorong Bahaya Kanker Ovarium

    6 Juli 2025

    Kisah Catherine Perez: Mata-Mata ‘Israel’ Berkedok Muslimah

    6 Juli 2025

    Menusantarakan Tanpa Takut Ngarab

    6 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20240

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20250

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 202475

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.