Infomalangraya – MALANG KOTA – Sebanyak 13 lampu taman program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di dalam Kampoeng Heritage Kajoetangan tak menyala beberapa hari terakhir. Alhasil kawasan yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) di dekat kanal sungai itu gelap ketika malam datang. Padahal sejumlah wisatawan masih mengunjungi lokasi spot swafoto tersebut.
Ketua RT 5 RW 1 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen Huda Iswanto mengatakan, lampu-lampu di sepanjang kanal memang hanya dinyalakan setiap akhir pekan saja. Biasanya lampu-lampu tersebut menyala hingga pukul 22.00.
”Ini karena tagihan pembayaran listrik masih berasal dari warga. Setahu saya lampu-lampu itu belum diserahterimakan,” terang dia.
Sebab, jika dinyalakan setiap hari dikhawatirkan akan membebani warga untuk membayar tagihan listrik. Setiap membayar untuk kebutuhan lampu biayanya berkisar antara Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per bulan. Dia melanjutkan, lampu-lampu di sekitar kanal ada setelah program Kotaku.
”Kurang lebih sudah ada sejak tiga tahun terakhir. Kami sebenarnya sudah meminta agar ada subsidi dan perbaikan, tapi sampai sekarang belum ada informasi lagi,” lanjut dia.
Ditanya perihal pendapat wisatawan yang berkunjung, Huda mengaku sebenarnya ada beberapa wisatawan yang sempat menanyakan perihal lampu yang dimatikan. Tapi warga memang sepakat semisal hanya dinyalakan Sabtu dan Minggu saja.
Menanggapi itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Kristian Bagus Murianto akan melakukan pengecekan lebih lanjut. Apalagi lampu taman di sana juga merupakan proyek pemerintah pusat. Bukan dilakukan Pemkot Malang.
”Saat ini kami sedang menunggu serah terima unit penerangan jalan umum lainnya. Terutama PJUTS (Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya) dari Kemen-PUPR,” terang Bagus. (mel/adn)