InfoMalangRaya.comβ Pihak berwenang di Serbia, hari Ahad (14/5/2023), menunjukkan ribuan senjata api (senpi), granat tangan dan bahkan peluncur roket anti-tank yang diserahkan oleh warga masyarakat, sejak aksi-aksi penembakan massal maut mengejutkan negara pecahan Yugoslavia itu.
Pemerintah mengumumkan satu bulan periode amnesti bagi masyarakat untuk menyerahkan senjata-senjata tidak terdaftar sebagai bagian dari upaya memperketat kepemilikan senjata, setelah dua penembakan massal dalam dua hari bulan ini merenggut 17 nyawa yang kebanyakan anak-anak.
Pihak berwenang mengatakan warga telah menyerahkan sekitar 13.500 berbagai senjata sejak amnesti dibuka pada 8 Mei, lapor Associated Press.
Foto-foto dari lokasi pengumpulan menunjukkan deretan senapan, senjata otomatis, dan pistol yang ditumpuk rapi di lantai gudang bersama dengan kotak-kotak kayu berisi granat tangan.
Setelah periode amnesti berakhir pad 8 Juni orang yang tertangkap memegang senjata ilegal terancam hukuman penjara hingga 15 tahun, jika mereka terbukti bersalah.
Presiden Aleksandar Vucic mengatakan bahwa senjata yang diserahkan itu akan dikirim ke pabrik senjata dan amunisi Serbia untuk kemungkinan digunakan oleh angkatan bersenjata negara itu,
Pihak berwenang kembali menarik senjata dari tangan masyarakat setelah seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun pada 3 Mei mengambil senjata ayahnya dan menembaki teman-teman sekolahnya di sebuah sekolah dasar di Beograd bagian tengah. Sehari kemudian, seorang pemuda berusia 20-an tahun menggunakan senjata otomatis melepaskan tembakan secara membabi buta di sebuah daerah pinggiran Beograd.Β
Akibat dua peristiwa itu 17 orang tewas dan 21 orang terluka, sehingga memicu aksi protes menuntut pengunduran diri menteri pemerintah dan larangan terhadap stasiun televisi yang mempromosikan konten kekerasan dan menampung penjahat-penjahat perang dan tokoh kriminalitas.
Serbia dibanjiri puluhan ribu senjata yang dibawa dari medan perang tahun 1990-an di bekas negara Yugoslavia. Serbia diperkirakan menjadi salah satu negara teratas di Eropa dalam hal senjata terdaftar per kapita, demikian pula dalam hal senjata ilegal atau tidak berizin.
Para ahli berkeyakinan puluhan ribu senjata ilegal masih belum didaftarkan dan berada di luar jangkauan pihak berwenang.
Amnesti senjata serupa pernah dilakukan di masa lalu tetapi tidak terlalu sukses. Polisi mengatakan kala itu orang-orang membuang senjata mereka ke tempat sampah atau menelantarkannya begitu saja alih-alih membawanya ke kantor polisi.
Menurut pejabat kepolisian Otovic Pjanovic, menyusul aksi penembakan belum lama ini, masyarakat menjadi tersadar akan bahaya menyimpan senjata api di rumah.*
Leave a Comment
Leave a Comment