Komisi Kepolisian Nasional Memeriksa Lokasi Kematian Diplomat Kemlu
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan kunjungan ke lokasi kamar kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tempat seorang diplomat dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), ditemukan meninggal dunia. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan proses penyelidikan berjalan dengan baik dan mengumpulkan fakta-fakta penting yang relevan.
Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menjelaskan bahwa tim telah memeriksa kondisi fisik kamar, termasuk plafon, kasur, serta posisi kunci pintu. Selain itu, mereka juga menelusuri barang-barang pribadi milik ADP yang diduga berkaitan dengan kematiannya. Tim Kompolnas juga memperhatikan aktivitas pekerjaan dan interaksi korban dengan lingkungannya.
Anam menyebutkan bahwa ada informasi baru yang belum pernah dibahas sebelumnya, yang saat ini sedang ditelusuri lebih lanjut. Hal ini dilakukan melalui pemeriksaan langsung di TKP dan koordinasi dengan Polda Metro Jaya.
Informasi dari Penjaga Kos
Penjaga kos adalah orang pertama yang menemukan ADP dalam keadaan meninggal. Oleh karena itu, Kompolnas meminta penjaga untuk memperagakan cara membuka pintu. Mereka memastikan secara fisik bahwa slot kunci hanya bisa dibuka dari dalam, dan saat dibuka, pintu dalam keadaan terkunci.
Tim juga memeriksa plafon kamar, plafon kamar mandi, saluran air, serta posisi barang-barang di dalam ruangan. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan atau upaya masuk paksa. Plafon, baik di kamar maupun kamar mandi, tidak rusak. Mereka juga memeriksa saluran air, kasur, dan elemen lain di kamar.
Data dari Keluarga
Sebelum meninjau TKP, Kompolnas terlebih dahulu bertemu keluarga ADP di Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut, mereka mendapatkan informasi penting yang belum pernah muncul sebelumnya, termasuk kronologi sebelum dan sesudah peristiwa. Informasi ini akan diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk pendalaman lebih lanjut.
Soal penyebab kematian, Anam menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil visum dan autopsi dari kepolisian. Ia menyebutkan bahwa hasil otopsi bisa memakan waktu dua hingga tiga bulan.
Sistem Penguncian Pintu
Kompolnas juga mempelajari sistem penguncian pintu kamar. Terdapat dua jenis kunci, yaitu kunci utama dan slot manual yang hanya bisa dikunci dari dalam. Anam memastikan bahwa CCTV di area kos berfungsi dan mencakup durasi sebelum dan sesudah kejadian.
CCTV-nya aktif dan menunjukkan durasi serta titik-titik pengambilan gambarnya. Jumlah sebelum dan sesudah kejadian pun sama, tanpa ada yang hilang. Kompolnas juga memperoleh informasi dari penghuni kos yang menyatakan tidak mendengar suara mencurigakan hingga pukul 01.00 WIB.
Rekaman CCTV dan Perilaku Penjaga
Rekaman CCTV pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 00.27 WIB menunjukkan penjaga mondar-mandir di depan kamar ADP sambil berbicara lewat telepon. Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon. Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu. Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.
Informasi dari Tetangga
Seorang tetangga kos, Nurman (nama samaran), mengaku jarang melihat korban membawa tamu. Menurut dia, kos tempat mereka tinggal memiliki sistem keamanan ketat dengan akses kartu. Pemilik kos juga cukup ketat, sehingga jika ada tamu, pasti diawasi dan pemilik akan bertanya.
Kamar ADP berada di bagian paling depan dan cukup jauh dari kamar penghuni lain. Interaksi antara Nurman dan ADP terbatas, hanya papasan dan saling sapa. Ia terakhir kali melihat ADP sekitar Desember 2024 saat korban sedang mencuci mobil.
Komunikasi dengan Penjaga Kos
Anam menyatakan bahwa Kompolnas telah mencocokkan komunikasi antara istri korban dan penjaga kos secara rinci, hingga ke detik per detiknya. Meskipun begitu, Anam menekankan pentingnya menjaga profesionalisme investigasi serta tidak mendahului hasil autopsi resmi.
Ia menegaskan bahwa kecepatan bukanlah prioritas utama. Cepat tapi tidak profesional, itu rugi. Cepat tapi tidak kredibel, juga rugi. Kompolnas berkomitmen untuk menangani kasus ini secara profesional dan kredibel.