InfoMalangRaya.com– Sebanyak 6.539 guru sekolah umum mengambil cuti pada tahun ajaran terakhir disebabkan masalah gangguan mental yang disebabkan stres berkaitan dengan pekerjaannya.
Angka yang dirilis Kementerian Pendidikan padanhari Jumat (22/12/2023) itu menunjukkan kenaikan 642 dibandingkan tahun ajaran sebelumnya.
Jam kerja yang panjang, berhadapan dengan beragam tuntutan dari wali murid termasuk di antara beberapa faktor penyebab para guru stres dan mengambil cuti, lansir Asahi Shimbun.
Kementerian juga mengatakan total tercatat 12.192 guru sekolah umum mengambil cuti sedikitnya satu bulan disebabkan stres berat. Angka itu naik 11 persen dibandingkan tahun ajaran sebelumnya dan mencakup 1,42 persen dari total guru sekolah umum di Jepang.
Dari jumlah guru yang mengambil cuti atau libur dari kerja sebanyak 2,02 persen berusia 20-an tahun atau guru berusia muda.
Kementerian mengatakan disebabkan banyak guru tua yang memasuki masa pensiun pada tahun belakangan ini maka banyak guru berusia muda yang mengisi kursi guru yang kosong. Kementerian juga sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepda guru muda.
Kementerian juga merilis data mengkhawatirkan terkait kekerasan seksual oleh para guru pada tahun ajaran 2022, tahun pertama di mana Jepang menerapkan undang-undang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak oleh guru.
Sebanyak 119 guru dikenai sanksi disebabkan kekerasan seksual, semuanya dipecat kecuali satu orang. Guru yang tidak dipecat untuk sementara dibebaskan dari tugas. Angka tersebut mengalami kenaikan 25 dari tahun ajaran sebelumnya.
Kenaikan diduga karena siswa lebih banyak yang berani melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya disebabkan adanya undang-undang baru tersebut, kata pejabat kementerian.
Dari 119 guru yang dikenai sanksi sebanyak 55 berusia 20-an tahun, 43 guru berusia 30-an tahun, 12 guru berusia 40-an tahun dan 9 guru berusia 50 tahun atau lebih.*
Leave a Comment
Leave a Comment