BNPB Melaporkan 24 Kejadian Bencana di Indonesia dalam Sepekan Terakhir
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 24 kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya memiliki dampak signifikan dan mayoritas disebabkan oleh banjir serta tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa hujan deras yang terjadi sejak Jumat (12/9/2025) menyebabkan beberapa sungai di Jakarta meluap. Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Grogol mengalami meluap yang berdampak pada beberapa wilayah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Wilayah yang terendam banjir antara lain Kecamatan Cilandak, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Kramat Jati. Sebanyak 1.832 jiwa terdampak banjir, dengan 215 orang di antaranya mengungsi sementara. Total 688 unit rumah juga terendam air.
Saat ini, banjir dilaporkan telah surut sepenuhnya dan warga yang sempat mengungsi kembali ke rumah masing-masing. Meski begitu, pihak BNPB tetap memantau situasi untuk memastikan tidak ada risiko lanjutan.
Di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, longsoran pondasi bangunan pabrik unit es menyebabkan kerusakan pada empat unit rumah warga. Satu di antaranya rusak berat, sedangkan sisanya mengalami kerusakan ringan. Peristiwa ini menimbulkan pengungsian sebanyak 25 jiwa ke tempat yang lebih aman. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Proses penanganan darurat masih dilakukan oleh BPBD Kota Semarang bersama instansi terkait. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan keselamatan warga dan memperbaiki kerusakan akibat bencana.
Banjir di Bali dan Nagekeo Masih Menimbulkan Korban
Selain di Jakarta dan Semarang, banjir juga terjadi di Provinsi Bali. Hingga Ahad (14/9) pukul 07.00 WIB, tercatat 17 korban jiwa meninggal dunia dan 5 orang hilang. Proses pencarian korban masih dilakukan oleh Basarnas dan OPD terkait. Saat ini, banjir telah surut di seluruh lokasi terdampak.
Di Kabupaten Nagekeo, banjir bandang yang terjadi pada Senin (8/9/2025) menyebabkan tiga orang masih dinyatakan hilang. Upaya pencarian korban masih dilakukan hingga hari ini dengan fokus di sepanjang kali Desa Sawu hingga Muara. Sampai saat ini, lima korban meninggal dan tiga orang luka-luka dilaporkan.
Sebanyak 93 rumah warga hanyut akibat banjir bandang. Desa Sawu menjadi desa yang paling parah terdampak dengan 53 unit rumah hanyut. Kendala utama dalam penanganan bencana adalah terputusnya saluran komunikasi dan sulitnya akses menuju lokasi kejadian.
Hingga kini, dua ruas jalan telah diperbaiki pasca banjir bandang. Ada tiga titik ruas jalan lain yang masih dalam proses perbaikan. Bupati Kabupaten Nagekeo telah menetapkan Status Tanggap Darurat bencana cuaca ekstrem mulai tanggal 9 September hingga 30 September 2025.
Prediksi Musim Hujan yang Lebih Awal
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diprediksi akan datang lebih awal dari kondisi normal. Pada periode 8–10 September, sejumlah wilayah di Indonesia masih mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Di beberapa daerah, curah hujan bahkan mencapai kategori lebat hingga ekstrem.
BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap bahaya bencana hidrometeorologi. Hal ini dilakukan karena ancaman bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Dengan persiapan yang baik, diharapkan dapat meminimalisir risiko dan dampak negatif yang ditimbulkan.