Kenaikan Harga Saham SSIA dan Proyek Besar di Subang Smartpolitan
Pasar modal kini tengah memperhatikan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), salah satu emiten yang tergabung dalam Grup Djarum. Dalam tiga bulan terakhir, harga saham SSIA mengalami lonjakan signifikan, meningkat sebesar 138% dari Rp 1.040 pada 23 Mei menjadi sekitar Rp 2.400 pada perdagangan Senin (25/8). Pergerakan ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek bisnis perusahaan.
Di balik kenaikan harga saham tersebut, SSIA juga sedang menjalani rencana besar dengan menggarap proyek pabrik otomotif listrik asal Tiongkok, PT BYD. Proyek ini akan dibangun di lahan seluas 208 hektare di kawasan industri Subang Smartpolitan. Pada tahap pertama, area yang dikuasai oleh BYD mencapai 108 hektare dengan progres konstruksi mencapai 55–65%. Proyek ini ditargetkan rampung pada tahun ini sesuai komitmen kepada pemerintah.
Selain itu, fase kedua proyek akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik seluas 18 hektare. Setelah beroperasi, kapasitas produksi pabrik akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 150.000 unit per tahun. Fase ketiga akan melibatkan pengembangan area seluas 80 hektare.
Kawasan Industri Subang Smartpolitan
Subang Smartpolitan adalah kawasan industri yang sangat strategis dengan luas total 2.717 hektare. Di dalamnya, terdapat alokasi lahan yang cukup detail, antara lain:
– 1.069 hektare untuk kavling industri
– 98 hektare untuk kawasan komersial
– 163 hektare untuk perumahan
– 282 hektare untuk ruang terbuka hijau
– 307 hektare untuk utilitas dan infrastruktur
– 32 hektare untuk fasilitas publik
– 766 hektare untuk pengembangan di masa mendatang
Kawasan ini juga telah menarik banyak perusahaan ternama dari berbagai negara, seperti:
– PT Vision Electronic Technology (Taiwan)
– PT Sanwa Musen Indonesia (Jepang)
– PT Kids Play Indonesia (Hong Kong)
– PT Xinfung Industry Indonesia (Tiongkok)
– PT Jiangsu Jinda Textile Industry (Tiongkok)
– PT H & G Polymeric (Tiongkok)
– PT Zhejiang Binkang (Tiongkok)
– PT Serendipity International (Tiongkok)
Investasi dan Strategi Bisnis SSIA
Untuk mendukung pengembangan kawasan Subang Smartpolitan, SSIA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,4 triliun. Sampai saat ini, sekitar Rp 1,6 triliun sudah terealisasi. Proyek ini diharapkan mampu memberikan keuntungan hingga Rp 700 miliar pada 2025.
Erlin Budiman, Vice President of Investor Relations & Corporate Communications SSIA, menyampaikan bahwa SSIA juga akan mendapatkan sebagian laba dari proyek ini, yaitu sekitar Rp 444,5 miliar. Namun, karena adanya keterlibatan Grup Djarum, sebagian dari laba tersebut harus dipotong sebesar 36,5%.
Sebelumnya, SSIA melakukan pengalihan 36,5% saham anak perusahaan PT Surya Cipta Swadaya melalui penerbitan saham baru kepada entitas anak Grup Djarum, PT Puri Lestari. Total nilai transaksi mencapai Rp 3,1 triliun, yang digunakan untuk pengembangan kawasan industri Subang Smartpolitan.
Portofolio Bisnis SSIA
Selain kawasan industri, SSIA juga memiliki portofolio bisnis yang luas. Perusahaan mengelola kawasan industri Suryacipta City of Industry di Karawang seluas 1.400 hektare serta kawasan terpadu Subang Smartpolitan. Selain itu, SSIA juga memiliki bisnis residensial, resort di Bali, dan kontraktor nasional PT Nusa Raya Cipta.
Di bidang hospitality, SSIA menaungi operator Umana Bali LXR Hotels & Resorts, Gran Meliá Jakarta, Meliá Bali, serta jaringan Batiqa Hotels. Diversifikasi ini menjadikan SSIA sebagai pemain penting di industri properti, konstruksi, dan perhotelan Indonesia.
Meski telah menanamkan investasi di anak usaha SSIA sejak tahun lalu, Grup Djarum baru tercatat sebagai pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5% sejak Juli 2025. Pembelian saham pertama dilakukan pada 4 Juli 2025 dengan mencaplok 247,99 juta atau 5,27% saham. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari Grup Djarum terhadap prospek SSIA di masa depan.