BONTANG, Infomalangraya.com
– Sejak dulu, Bontang dikenal sebagai kota industri besar yang memiliki dua ikon utama, yaitu gas alam cair dan pupuk. Namun, di tengah perubahan ekonomi Kalimantan Timur, kota kecil di pesisir itu mulai melihat arah baru dalam pengembangan ekonominya — yaitu sektor hotel dan pariwisata.
Langkah ini tidak dilakukan secara tiba-tiba. Ada beberapa alasan mengapa Bontang mempertimbangkan transformasi ekonomi ini. Pertama, aktivitas bisnis yang padat dan mobilitas pekerja industri yang tinggi menjadikan kota ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat layanan. Kedua, kedekatannya dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) memberikan posisi strategis bagi Bontang, bukan hanya sebagai kota industri, tetapi juga sebagai simpul ekonomi baru.
Peluang Besar di Sektor Akomodasi
Menurut Dr. Rahcmad Budi Suharto, Ketua Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan Universitas Mulawarman (ULS-PSDB Unmul), kebutuhan akomodasi di Bontang saat ini jauh melampaui kapasitas yang tersedia.
“Selama ini tamu bisnis dan teknisi sering kesulitan mencari penginapan yang representatif. Ini adalah peluang besar, baik bagi investor hotel maupun bagi perekonomian lokal,” ujarnya kepada Infomalangraya.com, Kamis (30/10/2025).
Rahcmad menilai bahwa pembangunan hotel di Bontang tidak hanya sekadar menambah bangunan baru, tetapi juga menjadi ujian kesiapan kota industri untuk beradaptasi dengan ekonomi berbasis jasa dan pariwisata.
“Hotel bisa menjadi pemicu ekonomi baru. Tapi jika tidak diiringi penataan kota, infrastruktur, dan SDM pariwisata, manfaatnya bisa tidak maksimal,” tambahnya.
Pemerintah Siapkan Peta Investasi
Pemerintah Kota Bontang kini sedang menyiapkan peta peluang investasi. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) tengah mengkaji sejumlah lokasi strategis, termasuk wacana pemanfaatan rumah jabatan wali kota di Jalan Awang Long sebagai kawasan hotel bisnis dan konferensi.
Namun, tantangan menuju transformasi ekonomi tidak kecil. Bontang selama ini tumbuh dengan orientasi industri berat. Perubahan ke arah ekonomi wisata menuntut perencanaan tata ruang yang matang, diversifikasi usaha warga, dan pelatihan tenaga kerja di sektor layanan.
“Transformasi ekonomi tidak bisa instan. Tapi kalau dikelola dengan cerdas, sektor hotel bisa menjadi pintu masuk untuk menggerakkan UMKM, kuliner, dan ekonomi kreatif,” tutur Rahcmad yang juga Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Unmul Samarinda.
Potensi Ekowisata Pesisir
Pemerintah daerah mengklaim telah memperbaiki iklim investasi melalui sistem perizinan digital dan kemudahan birokrasi. Meski begitu, pelaku usaha menilai dukungan infrastruktur dan promosi wisata masih perlu diperkuat.
Kawasan pesisir seperti Tanjung Limau, Loktuan, dan Selangan disebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata terpadu. Namun, akses dan fasilitas penunjang di kawasan tersebut masih terbatas.
Dengan visi “Bontang Berbenah”, pemerintah berupaya menyeimbangkan peran antara sektor industri dan wisata. Kota ini kini tengah mencari bentuk baru — bukan meninggalkan industri, tetapi menambah wajah ekonomi yang lebih beragam.
Jika rencana investasi hotel benar-benar terealisasi, Bontang bisa menjadi contoh menarik bagaimana sebuah kota industri menulis ulang takdir ekonominya di tengah perubahan besar yang melanda Kalimantan Timur.







