InfoMalangRaya.com– Para negosiator dari 175 negara hari Selasa (23/4/2024) akan mulai melakikan pembicaraan di Kanada guna merumuskan kesepakatan perihal penanggulangan polusi sampah plastik global.
Pada tahun 2022, negara-negara di dunia setuju untuk merampungkan pembicaraan tersebut pada tahun ini.
Para negosiator sebelumnya sudah bertemu tigabkali dan diharapkan, setelah pertemuan di Ottawa bulan ini, akan menggelar perundingan putaran terakhir di Korea Selatan, lansir AFP Senin (22/4/2024).
Pertemuan sebelumnya pada bulan November 2023 di Nairobi, Kenya, berakhir dengan ketidaksepakatan perihal luas cakupan masalah plastik yang akan ditanggulangi. Sebagaimana diketahui jejak sampah atau polusi plastik ditemukan di mana-mana mulai dari puncak gunung sampai dasar samudera, di dalam darah manusia dan bahkan di air susu ibu (ASI).
“Kami sidah ada teks rancangannya, itu bisa dijadikan dasar meskipun masih banyak yang perlu diperbaiki,” kata Menteri Lingkungan Kanada Steven Guilbeault, yang bertindak sebagi tuan rumah pertemuan di Ottawa, kepada AFP.
Produksi plastik tahunan naik dua kali lipat kurun 20 tahun terakhir menjadi 460 juta ton, fan akan menjadi tiga kali lipat dalam empat dekade mendatang.
Hanya 9 persen yang didaur ulang, dan menurut OECD, kontribusinya terhadap pemanasan global bisa lebih dari dua kali lipat pada 2060, dengan perhitungan sumbangan sebesar 3,4 persen emisi global pada tahun 2019.
“Kita berada di persidangan jalan,” kata Eirik Lindebjerg dari World Wildlife Fund International.
Kalangan aktivis peduli lingkungan meminta produksi plastik sudah dipangkas 75 persen pada 2040.
Sejumlah organisasi lingkungan di Amerika Utara belum lama ini menyeru Presiden Amerika Serikat Joe Biden lebih terlibat dalam pembicaraan isu polusi plastik ini.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Anja Brandon dari Ocean Conservancy berkata, “Amerika Serikat merupakan produsen sampah plastik terbesar di dunia, baik per kapita maupun secara total berdasarkan volume atau berat absolut.”
Plastik dibuat dari hasil turunan proses penyulingan minyak dan gas alam (feedstock), atau bisa dibilang plastik dibuat dari “sampah” dari pengolahan migas. Bersama dengan China, Arab Saudi dan anggota OPEC, Amerika Serikat menolak untuk mempertimbangkan pengurangan produksinya.*