Inacraft 2025: Penguatan UMKM Berbasis Budaya
Inacraft 2025 menjadi ajang penting dalam memperkuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berbasis budaya. Selain itu, acara ini juga menjadi wadah bagi Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam mendukung pengembangan UMKM. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyampaikan bahwa Inacraft merupakan wujud nyata dari kebudayaan sebagai sumber inspirasi dan ekonomi kreatif.
“Karya-karya di sini mencerminkan kekayaan daerah yang luar biasa,” ujar Fadli dalam peresmian Inacraft 2025. Ia berharap adanya pemerataan kegiatan serupa di daerah agar potensi lokal semakin berkembang dan dikenal luas.
Youthpreneurs Hadir dalam Inacraft 2025
Inacraft 2025 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) dengan mengusung tema “Craft, Culture, Future.” Pameran yang diinisiasi oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) ini tidak hanya menjadi tempat bertemunya pelaku usaha kreatif dari berbagai daerah, tetapi juga simbol regenerasi pelaku kriya nasional melalui hadirnya para “Youthpreneurs”, wirausahawan muda yang menjadi wajah baru industri kerajinan Indonesia.
Lebih dari 800 peserta pameran dari seluruh provinsi menampilkan produk-produk unggulan di atas lahan seluas 25 ribu meter persegi. Adapun pada gelaran tahun ini, penyelenggara memberikan ruang istimewa bagi generasi muda melalui 20 booth Youthpreneurs yang menampilkan karya segar nan inovatif, mulai dari desain interior, produk rumah tangga, hingga busana muslim dengan sentuhan etnik kontemporer.
Lembaga Mendukung UMKM
Tak hanya menampilkan pelaku usaha individu, Inacraft 2025 juga menjadi wadah bagi berbagai lembaga yang mendukung pengembangan UMKM. Salah satunya adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang turut membawa mitra binaan dari berbagai daerah.
Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, Helmi Muhansah menjelaskan, partisipasi lembaganya di Inacraft 2025 merupakan langkah strategis untuk memperkenalkan manfaat sawit dalam kehidupan sehari-hari serta perannya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Bagi Badan Pengelola Dana Perkebunan adalah satu moment yang sangat strategis untuk kita memperkenalkan bahwa sawit memiliki kebermanfaatan bagi kehidupan kita selama 24 jam, termasuk untuk pengembangan UMKM. Hari ini kita membawa mitra-mitra BPDP dari Aceh, dari Malang untuk memperkenalkan produk-produk unggulannya di kegiatan Inacraft ini,” tutur Helmi.
Mitra Binaan BPDP di Inacraft 2025
Beberapa mitra binaan BPDP tampil di Inacraft 2025. Pertama, Cambia Craft yang menonjolkan produk kriya berbahan lidi sawit, seperti sandal, totebag, dompet, lampu hias, hingga alat musik, dan lukisan dekoratif dari bahan alami tersebut.
Selanjutnya, Jayanti Batik yang menghadirkan beragam busana batik khas Malang, mulai dari kain, kemeja pria dan wanita, selendang, udeng, hingga tas, dan bantal kursi beraksen smok. Mandiri Handcraft fokus pada produk rumah tangga berbahan lidi sawit, seperti vas bunga, totebag, sarung bantal sofa, hingga pot bunga yang bernilai estetika tinggi.
Lalu ada juga Smart Batik yang membawa sentuhan unik melalui payung batik bernuansa tradisional, tetapi elegan. Helmi menekankan, bahan turunan kelapa sawit memiliki potensi besar dalam pengembangan industri fashion dan handcraft.
“Peluang pengembangan fashion, handcraft berbahan kain dari serbuk sawit dan turunannya sangat besar sekali. Misalnya dari batik, malamnya kita menggunakan stearin, kemudian pewarnaan juga bisa, dan yang lebih penting lagi ada isu terkait isu halal di dunia fashion dan kalau bahannya dari kelapa sawit merupakan bahan yang pasti dijamin bahan halal,” tutur Helmi.