Kredit Baru Senilai 10 Miliar Real untuk Perusahaan Terdampak Tarif Ekspor AS
Bank Pembangunan Nasional Brasil (BNDES) mengumumkan peluncuran kredit baru senilai 10 miliar real Brasil (Rp30,1 triliun) untuk perusahaan yang terdampak oleh tarif ekspor Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintah AS terhadap berbagai produk impor sejak akhir Juli 2025. Pemerintah Brasil berharap kebijakan ini dapat menjaga stabilitas bisnis dan mencegah kerugian berkelanjutan di sektor ekspor.
Rincian Kredit Baru untuk Perusahaan Terdampak Tarif Ekspor AS
Peluncuran kredit BNDES pada Jumat (22/8/2025) ditujukan bagi seluruh perusahaan Brasil yang produknya tercakup dalam tarif tambahan oleh pemerintah AS. Kredit ini dibagi menjadi dua kategori utama: untuk kebutuhan operasional umum serta pencarian pasar ekspor baru. Perusahaan dari berbagai skala bisa memanfaatkan fasilitas ini, terutama mereka yang terkena imbas langsung kebijakan tarif AS.
Fasilitas ini merupakan pelengkap bagi paket kredit senilai 30 miliar real Brasil (Rp90,3 triliun) yang sebelumnya diumumkan pemerintah Brasil pada Rabu (13/8) di bawah program Brasil Soberano. Dana ini difokuskan membantu perusahaan yang kesulitan finansial akibat naiknya tarif secara mendadak hingga 50 persen terhadap sejumlah produk ekspor Brasil seperti kopi, daging sapi, ikan, tekstil, dan buah-buahan.
Struktur dan Syarat Kredit BNDES serta Target Perusahaan
Berdasarkan siaran pers BNDES, dana kredit terbagi untuk pembiayaan biaya operasional harian, serta pendanaan ekspansi ke pasar baru demi mengurangi ketergantungan ekspor ke AS. Seluruh perusahaan dengan produk yang dikenai tarif, baik persentase kecil maupun besar, dapat mengakses fasilitas ini.
“Brasil ingin menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan terdampak serta mendukung mereka mencari alternatif ekspor di tengah situasi ekonomi global yang menantang,” tutur pejabat BNDES. Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyatakan bahwa prioritas utama adalah menjaga kelangsungan usaha kecil dan menengah agar tidak kehilangan akses pasar dan tenaga kerja di dalam negeri.
Dalam upaya tersebut, pemerintah memperluas akses asuransi dan penangguhan pajak bagi eksportir yang terdampak. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Fernando Haddad saat peluncuran kebijakan di Istana Planalto, Brasilia.
Alasan dan Respons Pemerintah atas Kebijakan Tarif AS
Kebijakan tarif tambahan oleh AS diumumkan pada Rabu (30/7) melalui keputusan eksekutif Presiden Donald Trump. Sebanyak 35,9 persen ekspor Brasil ke AS langsung terkena tarif 50 persen, sedangkan sebagian lain tetap dikenakan tarif 10 persen. Menteri Keuangan Brasil, Fernando Haddad, menyampaikan bahwa pemerintah Brasil akan melakukan negosiasi formal di tingkat bilateral dan forum internasional, serta menyiapkan strategi dukungan fiskal dan kredit untuk sektor terimbas agar pelaku usaha dan tenaga kerja tetap terlindungi.
“Krisis adalah momentum untuk menciptakan solusi baru. Alasan pemberlakuan tarif terhadap Brasil sangat tidak beralasan,” ujar Presiden Lula da Silva. Pemerintah juga menekankan bahwa langkah penambahan kredit luar biasa ini tidak akan membebani anggaran negara karena diambil dari dana darurat yang pernah digunakan untuk bencana banjir di Rio Grande do Sul.







