InfoMalangRaya.com– Kasus pertama seekor buaya betina yang hamil dan beranak sendiri tanpa adanya pasangan terjadi di sebuah kebun binatang di Costa Rica.
Telur diletakkan oleh buaya Amerika betina berusia 18 tahun di Parque Reptilania pada Januari 2018. Janin di dalamnya sudah terbentuk sempurna tetapi lahir dalam keadaan mati sehingga tidak menetas.
Buaya betina tersebut diperoleh saat dia berumur dua tahun dan dipisahkan dari buaya-buaya lain selama hidupnya.
Oleh karena itu, tim ilmiah kebun binatang tersebut menghubungi Dr Warren Booth, Ilmuwan kelahiran Belfast yang sekarang bekerja di Virginia Tech di AS. Dia sudah 11 tahun mempelajari kelahiran perawan, yang dikenal secara ilmiah sebagai partenogenesis.
Dr Booth menganalisis fetus dan menemukan bahwa janin buaya lebih dari 99,9% indentik secara genetik dengan ibunya, mengkonfirmasi janin itu tidak memiliki ayah.
Fenomena yang disebut “kelahiran perawan” tidak mengejutkan karena pernah ditemukan terjadi pada spesies burung, ikan, dan reptil lainnya, tetapi belum pernah terjadi sebelumnya pada buaya, kata Dr Booth kepada BBC News Rabu (7/6/2023).
”Kami melihatnya pada hiu, burung, ular, dan kadal, dan ini sangat umum dan tersebar luas”.
Dia berspekulasi bahwa alasan partenogenesis belum terlihat pada buaya adalah karena orang belum mencari dan menemukan contohnya.
”Ada peningkatan besar dalam laporan partenogenesis saat orang mulai memelihara ular peliharaan. Tapi rata-rata pemelihara reptil tidak memelihara buaya,” katanya.
Satu teori menyatakan bahwa hal itu terjadi pada spesies yang mampu melakukan partenogenesis ketika jumlah mereka menyusut, dan mereka berada di ambang kepunahan.
”Fakta bahwa mekanisme partenogenesis adalah sama pada begitu banyak spesies yang berbeda menunjukkan bahwa itu adalah sifat yang sangat kuno yang telah diwariskan selama berabad-abad. Jadi ini mendukung pemikiran yang menduga bahwa dinosaurus juga dapat bereproduksi dengan cara ini,” papar Dr Booth.
Penelitian perihal buaya betina hamil tanpa pejantan tersebut telah dipublikasikan di jurnal Royal Society, Biology Letters.*