Blitar (IMR) – Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Blitar mengambil langkah konkrit dalam upaya mendukung produk lokal. Lewat kegiatan bertajuk “PERWOSI Goes to Pasar Tradisional”, organisasi ini menyuarakan semangat mencintai pasar rakyat, sekaligus menumbuhkan kembali budaya belanja langsung di pasar tradisional.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua Perwosi Kabupaten Blitar, Ariana Beky Herdihansyah. Istri dari Wakil Bupati Blitar itu membuka kegiatan dengan penyerahan bantuan sosial dan santunan kepada anak-anak yatim di sekitar pasar. Sentuhan humanis ini menjadi pembuka yang kuat, memperlihatkan wajah Perwosi tak hanya sebagai organisasi olahraga perempuan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
“Kegiatan ini adalah bentuk nyata kepedulian perempuan Kabupaten Blitar terhadap sesama, sekaligus panggilan untuk kembali mencintai pasar tradisional,” ungkap Ariana, dalam pernyataan yang disampaikan kepada peserta dan pedagang.
Ariana menjelaskan, Perwosi ingin menghadirkan semangat baru dalam mendukung roda perekonomian lokal. Menurutnya, pasar tradisional memiliki peran vital dalam menjaga sirkulasi ekonomi rakyat kecil, menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, dan menjadi ruang interaksi sosial yang tak tergantikan oleh algoritma belanja daring.
Setelah penyerahan santunan, acara dilanjutkan dengan senam bersama di Alun-Alun Lodoyo yang terletak tepat di depan Pasar Lodoyo.Ratusan peserta dari berbagai komunitas perempuan, organisasi kewanitaan, dan pengunjung pasar larut dalam semangat kebersamaan. Musik yang menghentak dan gerakan energik membaurkan batas antara pejabat dan masyarakat.
“Pasar bukan hanya tempat jual beli, tapi pusat denyut kehidupan ekonomi rakyat,” ujar Ariana. Ia mengajak seluruh peserta untuk tak sekadar berolahraga, tetapi juga membeli produk lokal di pasar sebagai bentuk dukungan konkret.
Kegiatan ini disambut antusias oleh pedagang pasar. Mereka merasa mendapat dukungan moral dan ekonomi dari kehadiran Persowi. Sejumlah pedagang bahkan mengaku omzet mereka naik karena ramainya pengunjung yang ikut senam lalu berbelanja.
Inisiatif Perwosi ini sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Blitar yang tengah menggalakkan revitalisasi pasar tradisional. Melalui pendekatan partisipatif dan berbasis komunitas, kegiatan ini dinilai mampu membangun kesadaran baru bahwa mencintai pasar tradisional adalah bagian dari menjaga kemandirian ekonomi lokal.
“Ini bukan sekadar acara senam, tapi gerakan sosial. Kami ingin menginspirasi agar pasar-pasar rakyat kembali hidup dan menjadi pilihan utama masyarakat,” tutup Ariana.
Dengan langkah semacam ini, Perwosi Kabupaten Blitar tidak hanya mempromosikan gaya hidup sehat, tetapi juga menanamkan nilai cinta tanah sendiri: mulai dari pasar, dari yang tradisional, dari yang dekat. (owi/kun)