KORAN-PIKIRAN RAKYAT – Bunga bangkai di Kampung Cilebak RT 4 RW 3, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, kembali mekar. Tumbuhan dengan nama lokal suweg itu mekar di pekarangan rumah Aneng Yunengsi.
Aneng menyampaikan, tetangga mengerubuti bunga bangkai saat fase awal kembali mekar. Tetangga Aneng tertarik melihat bunga bangkai setelah mencium bau menyengat.
“Kembali mekar mulai Sabtu 11 Oktober 2025. Ketika itu, bau begitu menyengat, lebih tajam daripada (bau) bangkai tikus. Tetangga penasaran mencari sumber bau, dan mengerubuti bunga. Apalagi, jarang-jarang bunga bangĀkai mekar,” ucap Aneng ditemui di kediamannya, Senin 13 Oktober 2025.
Aneng menyadari bunga bangkai mulai kembali masuk fase mekar, sekitar satu pekan lalu. Ketika itu, Aneng yang sedang membersihkan rumah mencium bau bangkai. “Segera menyadari, bau itu berasal dari bunga bangkai. Saya lihat, bunga masih kuncup pada satu pekan lalu itu,” kata Aneng.
Saat fase mekar, diameter bunga bangkai itu sekitar 15 sentimeter, dengan tinggi 20 sentimeter. Seludang bunga atau spathe bewarna ungu nan cerah. Bagian tongkolnya atau spadix bewarna ungu tua.
Aneng menyebutkan, sejauh ini bunga di pekarangannya itu mekar dua kali. Sebelumnya, bunga itu mekar di titik yang sama pada November 2024. Menurut dia, bungai bangkai itu mekar dengan ukuran lebih besar daripada saat tahun lalu. Baunya pun lebih kuat.
Bunga bangkai di pekarangan rumah Aneng mengingatkan akan rupa Amorphophallus paeoniifolius. Kendati berkerabat, bunga itu berbeda dengan yang di Taman Hutan Raya Ir H Djuanda.
Bunga bangkai di Tahura memiliki nama latin Amorphophaluss titanium, diameter dan tingginya lebih besar ketimbang yang tumbuh di pekarangan rumah Aneng. Amorphophaluss titanium tumbuh di lahan yang terbilang lapang, sedangkan bunga bangkai di Kampung Cilebak, Desa Rancamanyar, tumbuh di lahan sempit, terimpit bangunan di sisi samping.***