IMR
,
Jakarta
–
Jahe
merupakan salah satu jenis rempah yang sangat mudah ditemukan dan kerap digunakan dalam berbagai kebutuhan rumah tangga masyarakat Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh subur di berbagai daerah, terutama pada lahan dengan kondisi tanah yang basah dan gembur.
Selain kegunaannya sebagai bumbu masakan, jahe juga dikenal luas sebagai tanaman
herbal
yang bermanfaat bagi kesehatan. Jahe dapat diolah menjadi minuman tradisional yang membantu meredakan gejala masuk angin, batuk, hingga menjaga daya tahan tubuh.
Permintaan akan jahe terus meningkat, khususnya di musim pancaroba dan masa pasca-pandemi, karena banyak orang percaya jahe dapat membantu meningkatkan sistem imun. Kebutuhan pasar yang kian tinggi ini memberikan peluang bagi siapa saja untuk mulai menanam jahe di rumah, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk dijual sebagai tambahan penghasilan.
Budidaya jahe tidak memerlukan lahan yang luas dan perawatannya pun relatif sederhana, sehingga cocok dilakukan di pekarangan rumah atau dengan menggunakan pot. Melansir laman Antaranews, 8 Agustus 2024, berikut langkah-langkah menanam jahe di rumah.
1. Pemilihan Bibit Jahe yang Baik
Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah memilih bibit jahe yang berkualitas. Bibit sebaiknya diambil dari rimpang jahe yang sudah tua, bertekstur keras, tidak membusuk, dan memiliki tunas yang terlihat jelas. Bibit seperti ini memiliki potensi tumbuh yang lebih baik. Sebelum ditanam, potong rimpang menjadi beberapa bagian kecil, dan pastikan setiap potongan memiliki minimal satu tunas.
2. Persiapan Media Tanam yang Tepat
Media tanam yang digunakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan jahe. Jika menanam di pot, siapkan wadah seperti pot atau polybag yang memiliki lubang drainase di bagian bawah. Untuk media tanam, campurkan tanah gembur, pupuk kandang yang sudah matang, dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. Campuran ini bertujuan agar tanah memiliki tekstur yang porous sehingga air tidak mudah menggenang dan akar tidak cepat membusuk.
3. Penanaman Rimpang Jahe
Setelah
media tanam
siap, buat lubang sedalam 5-7 cm pada media tanam di pot atau lahan yang sudah disiapkan. Letakkan potongan rimpang dengan posisi tunas menghadap ke atas agar pertumbuhan batang lebih optimal. Setelah itu, tutup kembali lubang dengan media tanam secara perlahan dan rapatkan sedikit agar rimpang tidak mudah bergeser. Langkah berikutnya adalah menyiram media tanam menggunakan air secukupnya untuk menjaga kelembapan awal.
4. Perawatan Rutin Tanaman Jahe
Agar jahe tumbuh dengan baik, perawatan secara berkala sangat diperlukan. Penyiraman perlu dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau, namun tidak berlebihan karena air yang menggenang dapat membuat rimpang membusuk.
Berikan pupuk organik tambahan setiap satu hingga dua bulan sekali untuk menjaga kesuburan tanah. Jahe juga sebaiknya diletakkan di tempat yang memperoleh sinar matahari langsung setidaknya beberapa jam dalam sehari, karena cahaya matahari membantu pertumbuhan tunas dan batang.
5. Tanda-Tanda Jahe Siap Panen
Tanaman jahe biasanya sudah mulai bisa dipanen setelah berusia sekitar empat hingga lima bulan sejak ditanam. Ciri-ciri jahe yang siap dipanen antara lain batang yang mulai mengering, serta daun yang berubah warna menjadi kuning. Saat memanen, gunakan cangkul kecil atau garpu taman untuk menggali tanah di sekitar tanaman dengan hati-hati. Hindari menancapkan alat terlalu dekat dengan rimpang agar jahe tidak terpotong atau rusak.
Delfi Ana Harahap
berkontribusi dalam penulisan artikel ini.