Acara Ceramah Dr Zakir Naik di Kota Malang Berjalan Lancar dan Damai
Pada malam hari Kamis (10/7/2025), acara ceramah yang disampaikan oleh pendakwah asal India, Dr Zakir Naik, berlangsung dengan lancar dan damai di Stadion Gajayana, Kota Malang. Acara ini sempat menjadi perdebatan antara pro dan kontra sebelumnya, tetapi akhirnya dapat terselenggara setelah adanya musyawarah yang menghasilkan beberapa kesepakatan antara tokoh agama, kepolisian, dan panitia penyelenggara.
Proses penyelenggaraan acara ini dimulai dari dialog dan kompromi yang menjadi kunci dalam mengelola potensi konflik di tengah masyarakat yang beragam. Upaya ini juga mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga kondusivitas Kota Malang. Ribuan peserta, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim, memadati sekitar 10.000 kursi yang telah disediakan. Mereka tampak antusias menyimak ceramah bertajuk “Nabi Muhammad dalam Perspektif Berbagai Agama”.
Acara yang berlangsung secara kondusif ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan diwarnai lantunan syahadat dari beberapa peserta non-muslim yang memutuskan menjadi mualaf. Hal ini menunjukkan bahwa acara tidak hanya menjadi ajang dakwah, tetapi juga memberikan ruang bagi para peserta untuk mempertanyakan dan merenungkan keyakinan mereka.
Penolakan Awal dan Proses Dialog
Sebelum acara berlangsung, rencana kedatangan Dr Zakir Naik sempat mendapat penolakan dari Aliansi Arek Malang Bersuara. Pada Selasa (8/7/2025), aliansi yang terdiri dari perwakilan lintas agama dan organisasi masyarakat ini menyampaikan aspirasinya di hadapan Komisi A DPRD Kota Malang. Aliansi menilai metode dakwah Zakir Naik yang kerap membandingkan agama secara terbuka tidak sesuai dengan konteks masyarakat Malang yang menjunjung tinggi toleransi.
“Kami menolak karena di setiap ceramahnya, tokoh ini selalu mengundang provokasi. Jika ini dibiarkan, akan sangat berdampak terhadap kerukunan umat beragama di Kota Malang,” ujar juru bicara aliansi, Abdul Aziz Masrib.
Menyikapi risiko gesekan tersebut, dialog intensif pun digelar. Tokoh agama, termasuk Ketua PCNU Kota Malang KH Isroqunnajah (Gus Is), Polresta Malang Kota, dan panitia duduk bersama untuk mencari solusi. Prioritas utama adalah menjaga kerukunan umat beragama di Kota Malang yang memiliki indeks kerukunan tertinggi di Jawa Timur.
“Malang ini luar biasa, indeks kerukunan di Kota Malang kan tertinggi se-Jawa Timur, ini yang harus kita jaga, jangan sampai tercederai,” ujar Gus Is.
Pembatasan Durasi dan Sesi Tanya Jawab
Tokoh agama sempat meminta durasi ceramah diperpendek. Acara yang semula dikhawatirkan berlangsung hingga larut malam itu diminta diperpendek agar selesai pada pukul 21.00 WIB. Selain itu, sesi tanya jawab tidak dibuka secara bebas untuk umum. Pertanyaan diseleksi dan dibacakan langsung oleh panitia untuk memastikan tidak ada pertanyaan provokatif dan tidak keluar dari konteks.
“Sudah ada mitigasi informasinya, jadi pertanyaan tidak sembarang orang, tetapi hanya dibatasi tiga orang, dan itu saja yang membacakan pertanyaan panitia, sehingga tidak akan keluar konteks, seperti itu katanya,” katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga mengambil sikap tegas dengan memberikan catatan agar acara fokus pada tabligh akbar dan menghindari debat terbuka antar-agama. “Kalau isinya adalah tabligh akbar, silakan saja. Tapi harus dihindari adanya debat antar pemahaman, antar lintas agama di ruang terbuka,” kata Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin.
Dengan adanya kompromi dan pengaturan yang ketat, acara ceramah Dr Zakir Naik di Kota Malang berhasil berjalan dengan lancar dan damai, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat yang hadir.