Infomalangraya.com – Pemerintah sudah mulai membagikan layar datar interaktif atau Interactive Flat Panel (IFP) ke beberapa sekolah di Indonesia.
Salah satu penerimanya adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Trituna, Subang, Jawa Barat (Jabar). Sekolah tersebut baru menerima IFP sekitar tiga minggu lalu.
Setelah mendapatkan IFP, sekolah langsung menggunakannya untuk menunjang proses belajar mengajar siswa berkebutuhan khusus.
Para siswa pun langsung merasakan manfaat dari kehadiran IFP di kelas karena sangat membantu pembelajaran dan membuat mereka tidak merasa bosan mengikuti pembelajaran.
Bikin semangat belajar dan tidak bosan
“Jelas bikin semangat enggak bosen,” kata siswa SLB Negeri Trituna Irfan saat ditemui di sekolahnya, Senin (13/10/2025).
Irfan juga senang belajar menggunakan IFP karena fitur dan aplikasi yang tersedia di sana sangat menarik.
Antara lain seperti Google, YouTube, serta bisa menghadirkan pembelajaran matematika menyenangkan.
Ia berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan IFP ke sekolahnya.
“Terima kasih kepada Pak Presiden,” ujarnya.
Bantu siswa tuna netra beri perspektif lain tentang dunia
Senada dengan Irfan, siswa penyandang tuna netra bernama Raka juga merasa senang dengan kehadiran IFP di sekolah karena bisa membuatnya memiliki perspektif lain tentang dunia.
Ia juga sangat terbantu dalam menggunakan IFP karena memiliki fitur talk back yang bisa mengarahkan penyandang tuna netra untuk menggunakan IFP.
“Kita penyandang sangat terbantu,” ucap Raka.
Di antara semua pelajaran di sekolah, Raka paling senang apabila guru senang memperlihatkan pemandangan-pemandangan alam di dunia.
“Paling senang (lihat pemandangan alam) karena ada robotik yang membantu, kami jadi terbayang dan mengimajinasikan,” imbuhnya.
Sementara itu, guru SLB Negeri Trituna, Edwin, juga menyambut baik kehadiran IFP di sekolah karena bisa membantunya menyampaikan pelajaran dengan lebih menarik.
Sebab, sebelumnya Edwin hanya menggunakan kondisi sekitar sekolah, dan semua perlengkapan yang ada di sekolah untuk membantu proses belajar.
“Ada visualnya, anak-anak bisa menarik pembelajaran jadi tidak bosan,” jelas Edwin.