InfoMalangRaya, Indonesia – Timnas Thailand memang menjuarai dua edisi Piala AFF. Namun, menurut gelandang Chanathip Songkrasin, sepak bola Thailand berada di ambang kehancuran.
Kekhawatiran Chanathip bukan tanpa dasar. Dia melihat ada perpecahan di semua sektor yang sepertinya sulit untuk diatasi. Menurut dia, itu secara nyata akan mengancam sepak bola akar rumput.
“Buatku, 5 tahun lalu, aku tak pernah bermain di Stadion Rajamangala. Saat berumur 8 tahun, aku main di Stadion Supa pada Hari Anak-Anak. Ayahku bilang, hanya timnas yang main di stadion ini,” urai Chanathip Songkrasin seperti dikutip InfoMalangRaya dari Matichon Online.
Dia menambahkan, “Sekarang, aku tak pernah lagi main di sana. Namun, sepak bola anak-anak ada di sana. Orang dewasa menggelar konser di sana. Mereka memperbaiki rumput untuk Manchester United, tapi timnas tak bisa main di sana. Itu sangat mendasar dan tak ada kemajuan.”
Kecemasan Chanathip Songkrasin
Secara khusus, Chanathip Songkrasin menyoroti perpecahan di liga yang kini terlihat pada krisis penjualan hak siar. Dia cemas hal itu akan membunuh sepak bola di akar rumput.
“Kupikir hanya klub-klub besar yang akan bertahan karena mereka punya uang. Namun, bagaimana klub-klub kecil di akar rumput yang gaji pemainnya hanya 10 ribu baht? Klub tak punya uang lagi untuk membayar mereka,” kata dia.
Lebih lanjut, Chanathip mengungkapkan, “Lihatlah anak-anak yang ada di akar rumput. Mereka tak punya kesempatan lagi. Dengan kondisi seperti itu, bagaimana bisa mereka menembus klub besar?”
Atas dasar itu, Chanathip berharap semua pemangku kepentingan di sepak bola Thailand menepikan perbedaan dan menyatukan kembali visi. Tanpa itu, dia yakin kehancuran sudah ada di depan mata.
