InfoMalangRaya.com – Kementerian Perdagangan China mengumumkan larangan ekspor sejumlah material utama dalam pembuatan semikonduktor ke Amerika Serikat.
Larangan ini setelah pemerintah AS pengumuman pembatasan ekspor chip canggih China, termasuk peralatan pembuatan chip komputer, perangkat lunak, dan chip memori bandwidth tinggi, dengan alasan keamanan nasional.
“Di antara bahan-bahan yang dilarang untuk diekspor adalah logam galium, antimon, dan germanium. Ekspor grafit, komponen penting lainnya, juga akan tunduk pada tinjauan yang lebih ketat terhadap penggunaan akhir,” bunyi pernyataan kementerian itu pada Selasa.
“China telah mengajukan protes keras kepada AS atas pembaruan langkah-langkah kontrol ekspor semikonduktor, sanksi-sanksi terhadap perusahaan-perusahaan China, dan penindasan jahat terhadap kemajuan teknologi China,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China kepada wartawan pada Selasa (05/11/2024).
Ia mengatakan bahwa pemerintahnya dengan tegas menentang pembatasan keamanan dan kontrol ekspor yang berlebihan terhadap perusahaan-perusahaan China.
Antimon digunakan dalam penghambat api, baterai, kacamata penglihatan malam, dan produksi senjata nuklir, sementara galium dan germanium diperlukan untuk membuat chip komputer untuk ponsel, mobil, dan produk lainnya, serta panel surya dan teknologi militer.
AS telah berusaha membatasi akses China ke chip prosesor canggih dan teknologi lain yang dibutuhkan untuk kecerdasan buatan dan tujuan teknologi lainnya.
Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) memperingatkan bahwa “Perilaku seperti itu secara serius melanggar hukum ekonomi pasar dan prinsip persaingan yang sehat, merusak tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, mengganggu stabilitas rantai industri global, dan pada akhirnya merugikan kepentingan semua negara.”
Asosiasi Industri Semikonduktor China mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “Produk chip AS tidak lagi aman dan dapat diandalkan. Industri terkait China harus berhati-hati dalam membeli chip AS.”
“AS mendapatkan sekitar setengah pasokan logam galium dan germanium langsung dari China,” tambah AP.
Kantor berita tersebut lebih lanjut mencatat bahwa “AS memiliki cadangan mineral semacam itu tetapi belum menambangnya, meskipun beberapa proyek yang sedang berjalan sedang menjajaki cara-cara untuk memanfaatkan sumber daya tersebut.”
Pengumuman ini muncul ketika Cina bersiap-siap untuk tarif AS yang lebih tinggi untuk barang-barang Cina setelah Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat pada bulan Januari. Trump meluncurkan perang dagang melawan China selama masa jabatan pertamanya di Oval Office.
“Trump telah menegaskan bahwa ia percaya konfrontasi dengan China terkait perdagangan dan teknologi tidak dapat dihindari,” New York Times melaporkan bulan lalu.
“Pada pemerintahan Trump yang pertama, pemerintah RRT mengambil tindakan yang sebagian besar bersifat simbolis dan setara dengan tarif dan pembatasan perdagangan AS. Kali ini, Cina siap untuk meningkatkan tanggapannya, kata para ahli dan dapat mengarahkan tindakan balasan yang agresif dan terarah ke perusahaan-perusahaan Amerika,” tambah NYT.*