InfoMalangRaya.com– Lebih dari 7.000 kasus infeksi virus chikungunya yang dibawa nyamuk dilaporkan terjadi di berbagai daerah di Provinsi Guangdong, China, sejak bulan Juli, sehingga pemerintah setempat memberlakukan kebijakan seperti pada masa pandemi Covid-19.
Di kota Foshan, di mana jumlah kasus paling banyak, pasien chikungunya diharuskan dirawat di rumah sakit, di mana tempat tidur mereka diberi perlindungan kelambu anti nyamuk. Mereka diperbolehkan pulang jika sudah dinyatakan negatif atau setelah dirawat selama satu pekan penuh.
Sedikitnya 12 kota lain di Guangdong melaporkan adanya infeksi virus yang sama. Hampir 3.000 kasus dilaporkan pada pekan lalu saja, lansir BBC.
Hari Senin (4/8/2025), Hong Kong melaporkan kasus pertama chikungunya, yang dialami seorang anak lelaki berusia 12 tahun yang mengalami demam, ruam kulit dan sakit persendian setelah bepergian ke kota Foshan pada bulan Juli.
Aparat terkait mengatakan semua kasus yang dilaporkan sejauh ini masih ringan, dengan 95% pasien bisa dipulangkan dari rumah sakit setelah dirawat selama tujuh hari.
Pemerintah Guangdong mendesak masyarakat yang mengalami gejalanya, seperti demam, sakit persendian atau ruam pada kulit untuk segera mengunjungi rumah sakit terdekat upaya diperiksa apakah terjangkit virus.
Pihak berwenang menginstruksikan masyarakat untuk menghilangkan air tergenang di rumah mereka, seperti di dalam pot, mesin pembuat kopi atau botol-botol. Ada ancaman denda 10.000 yuan (sekitar $1.400) jika mereka tidak melakukannya.
Pihak berwenang juga melepaskan nyamuk-nyamuk “gajah” yang dapat memangsa nyamuk pembawa virus chikungunya yang berukuran lebih kecil, serta menebarkan ikan-ikan pemangsa nyamuk dan jentik.
Pekan lalu, aparat di Foshan melepaskan 5.000 ekor ikan pemakakn larva nyamuk di kolalm-kolam dan danau yang ada di kota itu. Drone berkamera dikerahkan untuk menemukan genangan-genangan air.
Sejumlah kota di China memerintahkan supaya orang-orang yang bepergian atau datang dari Foshan untuk menjalani karantina di rumah selama 14 hari, tetapi kemudian peraturan itu dicabut.
Apa itu chikungunya?
Virus chikungunya tidak menular dan hanya bisa berpindah ke tubuh manusia lewat gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi virus, yang kemudian menggigit orang lain begitu seterusnya.
Kebanyakan orang akan merasakan gejalanya dalam kurun waktu tiga hingga tujuh hari kemudian. Gejala yang umum dialami yaitu demam dan sakit persendian yang terkadang bisa berlangsung bertahun-tahun. Selain itu orang juga bisa mengalami ruam pada kulit, sakit kepada, sakit otot dan pembengkakan pada persendian.
Di kebanyakan kasus, pasien akan merasa badannya membaik dalam waktu satu pekan. Namun, dalam kasus yang berat rasa sakit pada persendian bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Mereka yang lebih berisiko mengalami sakit parah di antaranya bayi baru lahir, manula dan orang yang sudah memiliki penyakit lain sebelumnya, seperti sakit jantung atau diabetes.
Belum ada obat untuk penyakit ini, tetapi kematian akibat chikungunya tergolong langka.
Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi di Tanzania pada 1952. Virus itu kemudian menyebar ke negara di kawasan sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara.
Sampai saat ini, infeksi chikungunya dilaporkan pernah ada di lebih dari 110 negara.
Cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus adalah dengan menhilangkan genangan air yang merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meskipun tergolong jarang di China, wabah chikungunya umum terjadi di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara serta sebagian Afrika.*