InfoMalangRaya.com– Otoritas China memperingatkan para peneliti dan pelaku usaha bidang kecerdasan buatan AI untuk tidak bepergian ke Amerika Serikat, lapor Wall Street Journal hari Jumat (28/2/2025) mengutip orang-orang yang mengetahui hal itu.
Pihak berwenang khawatir para pakar AI China yang bepergian ke luar negeri akan membocorkan informasi rahasia tentang kemajuan negeri itu di bidang tersebut, lapor WSJ seperti dilansir Reuters.
Otoritas China juga khawatir para eksekutif perusahaan AI bisa jadi ditangkap dan dimanfaatkan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi AS-China, mengingatkan peristiwa yang dialami seorang eksekutif Huawei di Kanada yang ditahan atas permintaan Washington pada masa pemerintahan Trump yang pertama.
Para eksekutif yang memilih untuk bepergian diminta untuk melaporkan perihal rencana perjalanan mereka sebelum pergi dan sekembalinya mereka dari perjalanan tersebut. Mereka diminta memberitahukan kepada pihak berwenang apa yang mereka lakukan, dengan siapa mereka bertemu.
Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, menolak undangan untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi AI di Paris pada bulan Februari, menurut laporan WSJ.
Eksekutif sebuah perusahaan rintisan di bidang AI lainnya juga membatalkan rencana perjalanan ke AS tahun lalu, menyusul instruksi dari Beijing.*